Kematian Akibat Penyakit Jantung Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Ini Alasannya

Binsar

Tuesday, 01-11-2022 | 15:03 pm

MDN

Jakarta, Inakoran

Penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian manusia di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Beberapa penyakit yang tergolong dalam penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner (CHD), penyakit serebrovaskular, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit vaskular perifer (PVD).

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut, terdapat sekitar 17 juta kematian per tahun akibat PKV dan merupakan 31 persen dari seluruh total kematian di dunia. Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga 23 juta kematian per tahun di 2030.

Selama pandemi Covid-19, kematian akibat penyakit jantung mengalami kenaikan. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa tingkat kematian akibat penyakit jantung sebelum tahun 2020, rendah. Akan tetapi, ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Desease Control (CDC), Rebecca C. Woodruff mengatakan, kasus itu kembali meningkat selama pandemi Covid-19. Yang mengagetkan, angka tertinggi terjadi pada kelompok orang dewasa berusia muda.

 

 

Menurut Woodruff, tingkat kematian akibat penyakit jantung di kalangan orang dewasa di A.S, telah menurun, setidaknya sejak 1990-an. Namun, kasusnya kembali naik pada tahun 2020, khususnya selama pandemi Covid-19.

Kasus kematian akibat penyakit jantung hamper terjadi di seluruh orang dewasa di semua kelompok umur, jenis kelamin, ras dan kelompok etnis, terutama di antara orang dewasa berkulit hitam non-Hispanik.

Penelitian itu dijadwalkan akan dipresentasikan pada forum ilmiah “American Heart Association di Chicago” pada tanggal 5-7 November 2022.

Menurut Woodruff, pandemi Covid-19 telah mengganggu banyak aspek kehidupan sehari-hari, termasuk akses ke perawatan kesehatan preventif, yang mungkin menyebabkan keterlambatan dalam mendeteksi dan mengobati penyakit jantung.

Dalam paparannya, Woodruff mengatakan, dari 2010 hingga 2019, angka kematian penyakit jantung nasional turun 9,8 persen. Namun, pada tahun 2020, angka tersebut meningkat sebesar 4,1 persen.

Menurut Woodruff, kematian akibat penyakit jantung di antara orang dewasa berusia 35 hingga 54 tahun, turun 5,5 persen dari 2010 hingga 2019, namun kembali melonjak 12 persen pada 2020. Sementara tingkat kematian akibat penyakit jantung di antara orang dewasa berusia 55 hingga 74 tahun, turun 2,3 persen antara 2010 hingga 2019, namun meningkat 7,8 persen pada 2020.

 

 

Dari penelitian itu, mereka juga menyimpulkan bahwa orang yang memiliki infeksi Covid-19 mungkin berisiko lebih tinggi untuk penyakit kardiovaskular baru atau yang memburuk, yang mungkin menjadi faktor peningkatan angka dari 2019 hingga 2020.

Menurut Presiden Asosiasi Jantung Amerika Michelle A. Albert, faktor-faktor lain yang menyebabkan penyakit jantung selama pandemi antara lain kurangnya aktivitas fisik, peningkatan kebiasaan merokok dan penggunaan alkohol.

CDC, kata Woodruff, terus aktif menyelidiki tren penyakit jantung setelah tahun 2020 untuk melihat bagaimana tren tersebut berkembang.

 

KOMENTAR