KemenkopUKM Siapkan Ekosistem Sehat Bagi Pengembangan Kewirausahaan Sosial
Jakarta, Inako
Kementerian Koperasi dan UKM tengah menyiapkan ekosistem yang sehat untuk mendukung tumbuh kembang kewirausahaan sosial dan ekonomi hijau untuk dunia yang lebih baik. Tujuannya, agar lebih siap menghadapi tantangan ekonomi dan sosial ke depan.
BACA JUGA: Sistem Penyediaan Air Minum Siap Layani 400 Ribu Warga Medan, Binjai dan Deli Serdang
Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada acara Seminar Nasional FISIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya bertema Social Enterpreneurship Pasca Pandemi Covid-19, secara daring, Jumat (24/12).
Diantaranya, melalui Perpres Kewirausahaan yang tinggal menunggu penetapan. Kemudian, penyediaan akses pembiayaan inklusif, serta fasilitasi pelatihan dan pemasaran usaha. "Juga, penyiapan koperasi moderen sebagai lembaga yang tangguh dan adapatif," ucap Teten.
Bagi Teten, sebenarnya, prinsip kewirausahaan sosial telah lama dijalankan. Yakni, ada dalam diri koperasi. "Di koperasi, kita tidak hanya menjalankan ekonomi, tapi harus menjalankan misi sosial demi kesejahteraan anggota," jelas MenKopUKM.
BACA JUGA: Menteri Teten : Jumlah Kewirausahaan Perempuan Perlu Ditingkatkan
Bahkan, lebih dari itu, melalui koperasi, akan memiliki posisi tawar yang kuat, terhubung hulu hilir, dan mudah mendapatkan akses pembiayaan.
Teten menambahkan, bisnis sosial amatlah berbeda dengan lembaga amal. Bisnis sosial mengemban misi sosial, namun mampu mandiri. "Ada begitu banyak cara dalam menjalankan bisnis sosial," imbuh Teten.
Misalnya, pertama, memproduksi dan menjual produk makanan bergizi tinggi dengan harga murah dengan target orang miskin dan anak-anak kurang mampu.
Kedua, pengembangan sistem energi terbarukan dan dijual dengan harga terjangkau pada masyarakat terpencil yang kesulitan akses energi.
BACA JUGA: Rikard Bagun: IKI Terus Membangun secara Paralel Kegiatan Alam Nyata dan Dunia Maya
Ketiga, mendaur ulang sampah, limbah, dan produk buangan lain. "Jika tidak diolah akan menghasilkan polusi bagi si miskin atau berdampak lingkungan," ujar MenKopUKM.
KOMENTAR