Kementerian PUPR Terus Tingkatkan Layanan Daerah Irigasi Bendung Glapan di Grobogan dan Demak

Sifi Masdi

Tuesday, 12-10-2021 | 22:24 pm

MDN
Jaringan irigasi DI Glapan [dok:pupr]

Jakarta, Inako

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan dukungan terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional melalui kegiatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi. Salah satu wujud dukungan Kementerian PUPR adalah dengan dilaksanakannya kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi pada Daerah Irigasi (DI) Glapan, di Kabupaten Grobogan dan Demak, Provinsi Jawa Tengah (sebagai salah satu provinsi lumbung padi nasional).

 

BACA  JUGA:  Perbaikan Jalan Perumahan Dilakukan Lewat Program Padat Karya

Rehabilitasi DI Glapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden No. 109 Tahun 2020.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersebut merupakan salah satu program unggulan Kementerian PUPR di samping penyelesaian bendungan on-going dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.

 

"Pembangunan bendungan harus dibarengi dengan pembangunan jaringan irigasinya. Sehingga bendungan-bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat langsung memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat petani,” kata Menteri Basuki.

BACA  JUGA:  Kementerian PUPR Siapkan Prasarana Air Besih Untuk Dukung Suksesnya PON XX Papua

DI Glapan dibangun pada tahun 1852-1859 di masa Pemerintahan Kolonial Belanda dengan konstruksi bendung berupa ambang pasangan batu disertai bidang terjunan yang panjang sehingga membentuk seperti saluran miring. Luas areal layanan DI Glapan sesuai Permen PUPR No.14/PRT/2015 adalah 18.740 Ha yang terdiri dari Intake kiri untuk DI Glapan Barat (10.113 Ha), dan Intake kanan untuk DI Glapan Timur (8.671 Ha).

 

Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi DI Glapan sudah dimulai oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) sejak tahun 2018 dengan target penyelesaian di tahun 2023. Pada tahun 2018 dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi DI Glapan Timur yang dibiayai oleh APBN meliputi pekerjaan normalisasi bagian hulu Bendung Glapan, disertai pekerjaan normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Milir sekitar 2 km.

BACA  JUGA:  Kepemimpinan dan Layanan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kembali Mendapat Pengakuan Dunia

Kemudian pada tahun 2019 melalui pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), kegiatan tersebut dilanjutkan meliputi pekerjaan normalisasi dan perkuatan tebing saluran induk sekitar 2 km, normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Milir sekitar 4 km, serta normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Doreng sekitar 8 km.

 

Selanjutnya pada tahun 2020-2021, melalui pembiayaan SBSN dilaksanakan lanjutan pekerjaan normalisasi dan perkuatan tebing saluran induk sekitar 535 meter, normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Gubug sekitar 5 km, normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Dangi sepanjang 18.3 km, serta lanjutan perkuatan tebing saluran sekunder Doreng sepanjang 1.35 km. Disamping rehabilitasi bangunan rumah jaga bendung, rumah genset, rumah pintu, mekanisasi pintu intake, serta pekerjaan parapet di hulu Bendung Glapan.

Pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi DI Glapan ini direncanakan untuk dituntaskan melalui MYC tahun 2021-2023. Dimana untuk DI Glapan timur meliputi pekerjaan persiapan, bendung, rehabilitasi saluran, dan jalan inspeksi. Selanjutnya untuk DI Glapan barat meliputi pekerjaan persiapan, saluran induk, saluran sekunder, garasi alat berat, pekerjaan lansekap, dan jalan inspeksi.

BACA  JUGA:  Pemulihan Covid-19 Indonesia Tertinggi di ASEAN Pantas,  Apresiasi Penjenjangan Karir bagi Tim

Rehabilitasi Bendung Glapan yang diikuti dengan jaringan irigasinya ini diharapkan dapat meningkatkan luas areal tanam (padi) di Provinsi Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Grobogan dan Demak. Di mana dengan peningkatan efisiensi saluran irigasi yang sebelumnya berupa saluran tanah (efisiensi air 60%) menjadi saluran pasangan (efisiensi air 80%), akan ada peningkatan indeks penanaman (IP) padi yang sebelumnya 179% menjadi 240% yang berarti tambahan areal tanam padi sebesar 21% di musim tanam kedua (MT2), dan tambahan areal tanam padi sebesar 40% di musim tanam ketiga (MT3).

 


 

 

KOMENTAR