Kesulitan Ekonomi Nooryanto Berdagang Dimasa Penerapan PSBB

Hila Bame

Tuesday, 12-05-2020 | 12:00 pm

MDN
Nooryanto dengan istri di tempat jualan mereka Jatake Tangerang Banten, Foto Aldi Inakoran

Tangerang, Inako

 

Pasutri Nooryanto (58) & Maimunah (55) warga Kp pasir gadung Rt 002 Rw 001 Kel.Suka Asih kec.pasar Kemis Tangerang ini amat memprihatinkan.

Keduanya berdagang makanan siap saji dibilangan Jl industri 1 Jatake sejak 2018 lalu.

ketika tim inakoran menyambangi tempat keduanya berdagang Nooryanto mengisahkan kondisi daganganya sebelum Pandemi Covid 19.

 

BACA JUGA:  Kim Dong-hee bermain mucikari di 'ekstrakurikuler,' tujuan sebagai aktor

Nooryanto mengisahkan bahwa tiap harinya keduanya berangkat pagi hari dari kontrakannya diwilayah pasar Kemis menuju Jl. Industri Jatake, Tangerang, Banten, tempat keduanya mencari nafkah selama ini. 

Sebelum penerapan PSBB oleh otoritas kawasan, omzet kotor dari dagangannya mencapai  RP 300 ribu per harinya. 

Namun saat ini sangat berbeda jauh seusai PSBB diberlakukan diberbagai kawasan termasuk tempat mereka berjualan. Bisa mengumpulkan omzet hingga Rp100 ribu saja per harinya sudah sangat bersyukur, cuma saja angka itu sulit diraih saat ini, ujar Nooryanto kepada Inakoran.com Senin (11/5/2020)

Saya harus membayar kontrakan yang tiap bulannya 800ribu, plus cicilan  kendaraan Jenis Viar ke BRI,  yang dipakai  untuk berdagang.


Kendaraan Viar yang masih harus dicicil Nooryanto  beberapa bulan ke depannya
Corona meredupkan roda bisnis yang tadinya terang benderang
Foto Aldi Inakoran.com


 

 

 "Jujur saya hampir tiap malam Om ga bsa tidur memikirkan beban pengeluaran bulanan itu", pungkasnya. 

Nooryanto tinggal di daerah Pasar Kemis Tangerang, hingga kini belum mendapat bantuan dari pemerintah. 

Malah saya berharap bantuan dari pemerintah segera turun, di pasar Kemis kami warga sedang menunggu turunnya bantuan. Namun sampai sekarang kok belum turun-turun, timpal Maimunah, istri Nooryanto.

Musibah pandemi Covid-19 masih melanda dunia. Entah kapan kondisi sulit ini akan berakhir. 

Siapa yang senang dengan keadaan seperti ini? Tidak bisa dipungkiri, kebanyakan manusia, -atau bahkan seluruhnya-, tidak senang.

 Namun, bisa jadi sesuatu yang tidak menyenangkan ini akan mendatangkan kebaikan, sebagaimana yang telah diingatkan oleh Allah dalam Firman-Nya,

{وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (216)} [البقرة: 216]

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal sesuatu itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.'
(QS. Al-Baqarah: 216)


Anda membenci keadaan ini, tapi jangan membenci Dzat Yang telah Menghendaki musibah ini terjadi.

 Bisa jadi Anda membenci wabah ini, namun ternyata Dia telah menyiapkan sekian banyak kebaikan di balik musibah ini, baik cepat maupun lambat.

Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata, “Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,

لا تكرهوا النَّقَمات الواقعة، والبلايا الحادثة؛ فلرُبَّ أمرٍ تكرهه فيه نجاتك، ولرُبَّ أمرٍ تؤثره فيه عطبك.

“Janganlah Anda membenci musibah yang melanda dan bencana yang terjadi; Sungguh kadangkala sesuatu yang Anda benci justru padanya terdapat keselamatan bagi Anda. Kadang pula sesuatu yang Anda utamakan dan Anda pentingkan, ternyata padanya terdapat kerugian bagi Anda.”
 [Syifa-ul ‘Alil, (1/350)]


Sehingga, di tengah kondisi sulit dan tidak menyenangkan seperti ini, setiap mukmin hendaknya tetap berbaik sangka (husnuzhan) kepada Allah Ta’ala.

Bisa jadi sesuatu yang tidak disukai ini, justru terdapat banyak kebaikan dan maslahat. 

Yakinlah bahwa di balik musibah ini pasti terdapat sekian banyak kebaikan yang telah disiapkan oleh Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Aldi Inakoran

 

TAG#NOORYANTO, #BISNIS

188646107

KOMENTAR