Kompetisi Foto Daring Kebaya dan Kain Tradisional Indonesia

Sifi Masdi

Wednesday, 09-12-2020 | 23:13 pm

MDN
Suzana Teten Masduki, anggota dewan juri Cerita Wastra 2020 [kemenkop]
Caption

 

 

Jakarta, Inako

Wastra Indonesia adalah ragam kain tradisional yang sarat dengan makna budaya Nusantara. Kecintaan bangsa Indonesia terhadap wastra adalah salah satu kunci terhadap pengembangan ekonomi kreatif, khususnya sub-sektor mode dan kriya, yang berdampak pada identitas bangsa sekaligus perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Inilah yang menjadi substansi atas hadirnya Cerita Wastra.  

Salah satu wastra Indonesia yaitu batik telah mendapatkan pengakuan internasional sejak 2 Oktober 2009 dengan ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi (Masterpieces of the Oral and the Tangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. Hal tersebut memberikan penghargaan tertinggi terhadap batik dengan teknik, simbolisme dan budaya yang ada di dalamnya. UNESCO mengakui batik sebagai warisan dunia karena memenuhi kriteria antara lain ragamnya kekayaan simbol dan makna filosofi dari kehidupan rakyat Indonesia.

 

Meski trend fashion berubah – ubah seiring perkembangan zaman, kain tradisional, batik dan kebaya selalu menyimpan kenangan. Ia memiliki cerita bagi pemiliknya.  Kebaya dan kain tradisional seolah mewakili pribadi pemiliknya.

Dalam rangka mempromosikan dan melestarikan kekayaan budaya bangsa, serta membangkitkan usaha pengrajin kebaya dan Wastra Nusantara di masa pandemi ini, Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menyelenggarakan Kompetisi Foto Daring Kebaya dan Kain Tradional Indonesia, yang bertajuk “Cerita Wastra”.

Ketua Bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Suzana Teten Masduki mengatakan, kompetisi Cerita Wastra 2020 bertujuan untuk mengapresiasi juga menyemangati, upaya pelestarian wastra Indonesia, serta memperkenalkan kebaya dan kain tradisional dari masa ke masa ke generasi muda, untuk mengambil peran dalam mempromosikan kain adat Nusantara, sebagai kekayaan bangsa yang beragam, yang memiliki keindahan serta nilai filosofis dan kearifan lokal tinggi.

“Melalui kompetisi foto yang mengangkat tema Aku dan Kain, tema ini dapat memberikan apresiasi kepada masing – masing individu, terhadap nilai-nilai tradisi, dan budaya melalui wastra yang digunakan, serta bentuk pelestarian budaya yang mengandung nilai historis, serta filosofis kehidupan yang agung dan luhur, perlu kita jaga dan tingkatkan di masa kini, bagi generasi muda pada umumnya,” ujar Suzana. Selasa (8/12/2020).

“Kami ingin para pemilik kebaya dan kian tradisional dapat memperkenalkan koleksinya kepada publik. Ini akan menjadi cerita betapa indahnya kebaya dan kain Indonesia yang juga akan memberikan kebanggaan bagi para pemilik dan pengrajinnya,” kata  Suzana.

Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan oleh presiden RI pada 14 Mei 2020. Kegiatan ini juga bertujuan memberikan motivasi para perajin untuk berusaha menampilkan kreasi terbaiknya sehingga tetap dicintai para pengguna wastra dan kebaya  agar terus meningkat dari tahun ke tahun.

Setiap peserta diharapkan memberikan cerita paling menarik dari kebaya dan kain tradisionalnya serta elemen pendukungnya sebab akan menjadi salah satu kategori penilaian. Selain itu, penilaian lainnya dilihat komposisi foto yang baik.  

Dewan juri yang terlibat pada Cerita Wastra 2020 ini antara lain: Ibu Suzana Teten Masduki, Leonard Theosabrata, dan Sadikin Gani.

Bagi pemenang akan mendapat apresiasi berupa hadiah, pemenang pertama Rp10 juta, pemenang kedua Rp5 juta dan pemenang ketiga Rp3 juta. Ada juga pemenang favorit netizen (dihitung dari like dan komentar) dengan hadiah Rp2,5 juta.

Para peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan beberapa langkah sebagai berikut :

-Mengunggah foto dan narasi di media sosial (Instagram, Facebook, Twitter) dengan menggunakan tagar #CeritaWastra dan mention @Kemenkopukm. Panjang narasi maksimum 200 kata.

-Mention UKM dan/atau perajin pembuat wastra/kebaya/aksesoris yang digunakan

-Bentuk kebaya dan wastra dibebaskan namun menunjukkan ciri khas dari masing-masing daerah

-Aksesoris pendukung diperbolehkan (ikat kepala, selop, tas, dll.)

-Dapat menampilkan foto proses pembuatan wastra atau proses dari perajin (khusus untuk Dekranasda ataupun pelaku/perajin)

Ayo, ceritakan kebanggaanmu pada kebaya dan kain tradisional milikmu. #ceritawastra

 

 

 

 

KOMENTAR