Kondisi Kota Masa Depan Meikarta Saat Ini

Sifi Masdi

Wednesday, 17-10-2018 | 21:09 pm

MDN
Kondisi megaproyek Meikarta saat ini [ist]

Jakarta, Inako

Megaproyek Meikarta langsung menyita perhatian publik saat peluncuran pada Mei 2019. Lippo Group memang merancang Meikarta sebaga kota mandiri masa depan. Meikarta berada di koridor Timur Jakarta yang menawarkan sejumlah fasilitas fantastis di dalamnya. Luas lahannya mencapai 500 ribu hektar.

Berbagai keunggulan ditawarkan oleh Meikarta. Mulai dari akses lokasinya yang ditunjang berbagai infrastruktur baru seperti tol layang Jakarta-Cikampek, LRT Jabodebek, kereta cepat Jakarta-Bandung dan sederet fasilitas bertaraf internasional di dalam kota mandiri tersebut.

Nama Meikarta makin melambung setelah promosi atau iklannya ditampilkan secara jor-joran di berbagai media. Penampakannya yang ada di mana-mana juga sempat jadi perbincangan hangat netizen di media sosial.

Setali tiga uang dengan popularitasnya, proyek bernilai Rp 278 triliun ini juga diwarnai oleh sejumlah kontroversi. Berbagai isu miring menerpa Meikarta mulai dari soal perizinan, kontraktor yang tak dibayar, sampai yang paling baru soal kasus suap mengenai perizinan lahan.

KPK menetapkan sembilan orang tersangka setelah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap dugaan suap mengenai perizinan proyek Meikarta. KPK mengatakan sudah ada realisasi pemberian suap sebesar Rp 7 miliar dari total commitment fee Rp 13 miliar untuk urusan perizinan proyek Meikarta tersebut.

Lalu bagaimana keadaan proyek Meikarta sendiri saat ini? Saat keluar dari pintu tol Cibatu jalan tol Jakarta-Cikampek, mata kita bisa langsung tertuju pada sebuah tulisan besar Meikarta di sebuah jembatan penyeberangan. Setelah itu, penampakan dua tower yang sudah terbangun tinggi di sebelah lokasi marketing gallery menyambut.

Tak jauh dari situ, ada sebuah cluster atau blok tower-tower apartemen yang sedang dikerjakan. Lokasinya tak jauh dari taman tengah kota atau yang disebut central park untuk Meikarta. Beberapa ruas jalan di area Meikarta juga ditemukan spanduk yang memberi informasi mengenai pelaksanaan handover unit Meikarta yang bakal dilakukan akhir tahun ini.

Di antara 14 tower yang sudah mulai kelihatan bentuknya itu, para pekerja dengan alat pelindung diri (APD) tampak sibuk dengan pekerjaannya. Salah seorang pekerja mengatakan tower-tower ini adalah yang sedang dikebut pengerjaannya karena harus rampung akhir tahun ini.

"Saya kerja mulai dari jam setengah 8 pagi. Kalau lembur bisa sampai jam 10 malam. Ada juga yang sampai jam 3 pagi," katanya.

Tak banyak informasi yang bisa didapatkan mengenai data progres pekerjaan di lapangan. Namun yang pasti, sebanyak 14 tower yang sedang dibangun ini betul-betul tampak dikebut pengerjaannya. Tower-tower tersebut ada yang sudah terbangun enam hingga sepuluh lantai.

Sejumlah crane yang ada pada tiap tower juga tampak bergerak. Namun sayang, di lokasi tersebut sangat minim spanduk atau peringatan tentang kepentingan keselamatan dalam bekerja. Praktis hanya ada satu spanduk horizontal yang membentang di salah satu tower yang bertuliskan 'Di kota ini ada titik peluh anda, keselamatan anda adalah keinginan kami'.

Sementara CEO Group Lippo James Riadi ternyata cukup rutin mengunjungi proyek ini. Salah seorang petugas pengamanan di area proyek menyebutkan James setiap pagi rutin berkunjung ke Meikarta dengan menggunakan helikopter.

Sebuah helipad yang dibangun di area central park digunakan sebagai tempat mendarat helikopter tersebut. Helipad tersebut berada di samping sebuah shopping mall yang tengah dibangun di area central park.

"Biasanya helinya itu sampai sebelum jam 10 pagi. Sekitar 4 jam mungkin, habis itu baru balik lagi," katanya.

Helikopter yang ditunggangi James biasanya menunggu di helipad sampai James kembali dari Meikarta. Tak jauh dari helipad tersebut, ada kantor Lippo Cikarang yang biasanya dikunjungi James. Selain itu, ada pula marketing gallery yang terletak di sebelah orange county, proyek Lippo lainnya yang ada di area Meikarta.

Di salah satu lokasi pembangunan proyek Meikarta, seorang petugas pengamanan berbagi cerita mengenai realita pekerja yang ada di Meikarta. Satpam yang enggan disebut identitasnya mengakui baru bekerja dalam hitungan bulan di Meikarta. Diakuinya bahwa hingga saat ini dirinya dan teman-temannya belum menerima komisi dari yayasan yang menempatkan mereka di sana. Ia juga mengaku beberapa petugas pengamanan ada yang belum dibayar komisinya sampai saat ini hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja.

"Sekuritinya ganti terus. Masalah pembayaran juga. Dulu ada yang cabut karena belum dibayar," katanya.

Namun dia mengaku masih lancar mendapatkan komisi setiap bulannya sampai saat ini. Gaji yang dia dapatkan setara upah minum regional kabupaten Bekasi yang sebesar Rp 3,8 juta, dengan bekerja selama 12 jam dalam sehari.

Tak jauh dari lokasi tersebut, dia menunjukkan adanya sebuah kampung yang masih bertahan di tengah-tengah area proyek Meikarta. Kampung tersebut terjepit di antara lokasi distrik 28 tempat apartemen Meikarta yang sedang dibangun dan central park.

Area kampung tersebut masih cukup banyak yang masih bertahan. Setidaknya masih ada puluhan rumah yang bertahan di dalamnya.

Salah seorang warga di kampung tersebut mengaku bertahan di tengah-tengah lokasi proyek Meikarta lantaran tak menemui harga yang cocok dari yang ditawarkan. Seorang bapak yang membuka warung makan tersebut mengaku mendapatkan selisih harga yang cukup jauh dari yang ditawarkan.

"Kita ditawarinnya Rp 5 juta, tapi maunya Rp 10 juta per meter (persegi). Karena kalau mau pindah ke tempat yang lain, harganya juga sama aja segitu. Jadi nggak cukup. Mending kita tetap saja di sini," katanya.

Penawaran harga sendiri tak pernah dilakukan secara langsung oleh pihak pengembang. Biasanya, ada orang ketiga yang dikirim untuk menawarkan harga beli tanah, namun itupun kerap dipangkas lagi oleh si pihak ketiga.

Dia mengatakan sejumlah bujukan pun dilakukan dengan menyebut bahwa lokasi kampung tersebut bakal sulit mendapatkan akses keluar-masuk jika terus bertahan hingga akan dilakukannya penggusuran.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak Meikarta belum bisa dimintai keterangan untuk mengonfirmasi informasi tersebut.

 

 

KOMENTAR