Kubu Prabowo Minta Agum Gumelar Jangan Tutupi Informasi Penculikan Aktivis

Sifi Masdi

Thursday, 14-03-2019 | 15:29 pm

MDN
Ferdinand Hutahaean [ist]

Jakarta, Inako

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, mempertanyakan sikap Agum Gumelar soal lokasi kuburan aktivis yang dibunuh pada 1997/1998. Agum dianggap menyembunyikan informasi terkait kejahatan yang dia ketahui.

"Semestinya dia memberikan masukan dan pertimbangan kepada Presiden Jokowi untuk mengadili perkara ini," kata Ferdinand, Rabu (13/3/2019).

Dalam sebuah video yang beredar, Agum Gumelar bicara tentang kesalahan Prabowo dalam penculikan dan penghilangan aktivis 1997/1998. Mantan atasan Prabowo itu mengaku tahu di mana para aktivis dihilangkan dan lokasi pembuangan mereka.

Agum Gumelar mengaku bicara dari hati ke hati dengan anggota Tim Mawar - tim yang diduga melakukan penculikan dan penghilangan paksa aktivis.

"Ketika dari hati ke hati dengan mereka, di situlah saya tahu di mana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya, saya tahu detail," kata Agum dalam video yang diunggah Ulin Niam Yusron di akun Facebooknya, Minggu (10/3/2019).

Ferdinand mengatakan, dalam konteks hukum pidana, Agum Gumelar bisa dihukum lantaran dianggap menutupi atau menyembunyikan informasi terkait kejahatan yang dia ketahui. Dia juga menilai Agum bicara isu basi yang kerap diulang saat pilpres dan tak etis dalam kapasitasnya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

"Saya pikir Agum Gumelar sedang berbicara tentang isu basi yang sudah usang. Itu yang pertama. Yang kedua, posisi Agum Gumelar sebagai Wantimpres mestinya dan tidak sepatutnya bicara tentang politik seperti ini," kata Ferdinand.

Ferdinand mengatakan, seorang Wantimpres harusnya melontarkan hal-hal yang bijak. Jika ingin bicara politik, kata politikus Demokrat ini, Agum sebaiknya mundur dulu dari jabatannya sebagai Wantimpres.

KOMENTAR