Lahan Potensial Untuk Rumput Laut di NTT Capai 51.000 Hektar
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTT Ganef Wurgiyanto mengatakan, luas wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang potensial untuk budidaya tanaman rumput laut mencapai sekitar 51.000 hektare.
Akan tetapi, hingga saat ini, baru 9.500 hektar yang sudah bisa dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut.
"Data terakhir hingga 2016 menunjukkan bahwa luas lahan budidaya rumput laut di wilayah pesisir NTT baru sekitar 9.500 hektare dengan tingkat produksi 15 juta ton rumput laut basah," katanya, di Kupang, Selasa (20/3/2018).
DKP mencatat, luas lahan potensial rumput laut di provinsi ini mencapai 51.000 hektare lebih atau sekitar 5 persen dari garis pantai dengan potensi produksi sebesar 187.500 ton kering per tahun.
Ganef menyebut, sejumlah kabupaten yang budidaya rumput lautnya telah berkembang seperti Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Rote Ndao, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Sumba Timur, dan Manggarai Barat.
Komunitas rumput laut unggulan yang dibudidaya seperti jenis eucheuma cotoni, eucheuma Sp, dan red algae (alga merah).
"Potensi rumput laut kita cukup besar dengan kualitas terbaik, hanya saja luas lahan yang dimanfaatkan masyarakat masih kecil," katanya.
Lebih lanjut, Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengemukakan, telah menyiapkan desain pengembangan rumput laut di daerah ini yang dibagi dalam lima klaster.
Ke lima klaster itu di antaranya, klaster Kupang meliputi wilayah Pulau Timor dan Rote, klaster Sumba Timur meliputi seluruh wilayah Pulau Sumba.
Selain itu, klaster Lembata meliputi Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata, Kabupaten Flores Timur, dan Kabupaten Sika, serta klaster Manggarai meliputi sejumlah kabupaten di bagian barat Pulau Flores dari Manggarai Barat hingga Ende.
TAG#Ntt, #Rumput Laut, #Lahan Rumput Laut
182217450
KOMENTAR