Lusyani Suwandi: Bangun Sinergitas Stakeholder Restorasi Lingkungan

Inakoran

Tuesday, 06-03-2018 | 03:30 am

MDN
Lusyani Suwandi [Inakoran]

ong>Jakarta, Inako

Upaya melanggengkan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab semua stakeholder (pemangku kepentingan). Mulai pribadi, lingkungan keluarga, komune tertentu dan pemerintah sebagai dinamisator gerakan, dari pusat hingga daerah, tandas Lusy dalam diskusi  bertema “Implikasi Lingkungan Dan Upaya Restorasi”,  di Political and Strategic Analysis Institute di bilangan Menteng, Jakarta Pusat (5/3).

Bahwa isu lingkungan kerap menjadi isu strategis pada strata global bahkan, acapkali diperalat sebagai alat penekan pada dimensi politik yang lebih luas oleh negara adidaya atas negara berkembang. Negara berkembang yang entah sampai kapan status berkembang ini naik kelas, telah banyak upaya dilakukan, demi tercapai lingkungan sehat bagi seluruh mahluk hidup manusia, hewan, tanaman dan segala nilai intrinsik dari planet bumi.

Banyak kalangan menyalahkan penambang yang mengeruk keuntungan berlebihan dari hasil tambang. Yang lain lagi menyalahkan pemerintah daerah karena telah memberi izin untuk menggali timah, umpamanya di, daerah Babel (Provinsi Bangka Belitung). Banyak bekas lokasi penambangan rusak parah di daerah Babel dan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Bayangkan pulau-pulau kecil itu sekujur permukaan dirobek-robek alat berat penambang. Yang berizin resmi banyak, yang liarpun tidak kurang populasinya, lalu apa yang kita lakukan? Tanya Lusy.

[caption id="attachment_21774" align="alignleft" width="250"] Lusyani Suwandi [Inakoran][/caption]Saya sering bertatap muka dengan ibu-ibu di Babel, sambung Lusy, kepada mereka saya katakan bahwa;  mereka harus enggan mendorong suami menjadi penambang liar. Justru tanggap masyarakat lebih ditingkatkan berlipat-lipat agar kondisi Babel ke depan lebih baik lagi. Berhenti saling menyalahkan, mari sama-sama mengawasi lingkungan dan berpadu daya restorasi lingkungan yang terlanjur rusak.

Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan nyata akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak peduli dengan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan seperti; lahan kritis, kerusakan ekosistem laut terjadi karena eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat berkurang bahkan punah. Siapa yang salah? Tanya Lusy.

Yang salah kita semua. Karena itu saya mengajak semua orang bertanggung jawab terhadap lingkungan, tidak saling melempar tanggung jawab apalagi saling menyalahkan, pungkas Lusy di akhir pernyataanya.

TAG#Babel, #Bangka Belitung

182374581

KOMENTAR