Masyarakat NTT Tolak Perdagangan Manusia di Daerah Itu
Oelamasi, Inako –
Banyaknya tenaga kerja asal Nusa Tenggara Timur yang meninggal di luar negeri khususnya di negara Jiran Malaysia belakangan ini, mengundang keprihatinan yang mendalam dari segenap masyarakat yang tinggal di provinsi itu.
Dari pemberitaan media diketahui sebagian besar korban adalah tenaga kerja ilegal yang masuk ke Malaysia melalui sindikat perdangan orang yang dilakukan kelompok yang tidak bertanggung jawab.
Terkait hal itu, masyarakat Tunbaun di Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur menolak perdagangan orang yang dilakukan oleh para mafia tenaga kerja yang marak belakangan ini.
"Masyarakat Kabupaten Kupang harus mampu melawan perdagangan orang, dan jangan mudah tergoda dengan iming-iming gaji besar seperti dikatakan para mafia tenaga kerja ilegal," kata Bupati Kupang Ayub Titu Eki saat seminar anti perdagangan orang di Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, seperti dikatakan Kabag Humas Setda Kabupaten Kupang Martha Paraede di Oelamasi, Senin (16/4).
Perdagangan orang, kata Bupati Ayub, dapat diantisipasi apabila masyarakat Kabupaten Kupang dapat memanfaatkan segala potensi sumber daya alam yang ada untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
"Kasus human trafficking terjadi karena faktor kemiskinan sehingga mendorong orang menjadi buruh migran. Salah satu cara untuk mengatasi persoalan human trafficking adalah dengan mengoptimalkan berbagai potensi sumber daya alam (SDA) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
182219486
KOMENTAR