Masyarakat Senang, Harga BBM Subsidi Tidak Naik

Binsar

Friday, 01-04-2022 | 07:37 am

MDN

 

 

Jakarta, Inako

Ramadhan yang akan dimulai 1 Apri 2022 hari ini, disambut dengan kenaikan harga bahan bakar minyak BBM non subsidi Gasoline RON 92 (Pertamax).

Sebelumnya, harga pertamax berada di angka Rp 9.000 per liter. Dengan harga baru, BBM non subsidi ini naik menjadi 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor /PBBKB 5 persen).

Menurut Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Irto Ginting, harga tersebut masih jauh di bawah harga keekonomian. Harga keekonomian RON 92 bulan April 2022, kata Irto, akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter, dan bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter.

Dengan demikian, lanjutnya, harga baru pertamax masih lebih rendah Rp 3.500 dari harga keekonomian BBM tersebut.

 

Pertamax memang untuk masyarakat menengah atas. Karena itu, harga baru tampaknya tidak terlalu berpengaruh bagi masyarkaat kelas bawah, karena harga BBM jenis lainnya tidak naik.

Irto menjelaskan, penyebab kenaikan harga BBM dipicu Krisis geopolitik yang muncul sebagai dampak lanjutan dari perang Rusia versus Ukraina.

Akibatnya, harga minyak dunia melambung tinggi di atas USD 100 per barel. Hal ini pun mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 tercatat USD 114,55 per barel atau melonjak hingga lebih dari 56 persen dari periode Desember 2021 yang sebesar USD 73,36 per barel.

Irto menambahkan, alasan kenaikan harga pertamax juga untuk untuk menekan beban keuangan Pertamina. Namun, dalam pelaksanaannya, Pertamina tetap selektif.

 

Penyesuaian harga, lanjut Irto, dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM Non Subsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 17 persen, di mana 14 persen merupakan jumlah konsumsi Pertamax dan 3 persen jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

Karena itu, BBM Subsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi yang dikonsumi masyarakat sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83 persen, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp 7.650 per liter. Hal ini merupakan kontribusi Pemerintah bersama Pertamina dalam menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau.

KOMENTAR