Media Asing Heran dengan Daya Tahan Orang Bali Terhadap Virus Corona

Sifi Masdi

Thursday, 16-04-2020 | 20:51 pm

MDN
Kawasan wisata di Bali sepi pengunung setelah penyebaran virus corona [ist]

Jakarta, Inako

Media Asing, Asia Times, yang berbasis di Hong Kong menyoroti daya tahan orang Bali terhadap virus corona (Covid-19).

Dalam tulisan yang bertajuk  'Bali's mysterious immunity to Covid-19' yang dipublikasi pada 14 Maret 2020 lalu, mengisahkan soal sedikit saja  warga Bali yang terinfeksi virus corona. Padahal pulau tersebut memilki sekitar 4,2 juta dan beberapa diantaranya adalah warga asing.

Destinasi wisata dunia yang sepi pengunjung setelah diserang virus corona [ist]

 

Asia Times menyoroti secara khusus wisatawan China yang meningkat jumlahnya datang ke Bali pada bulan Januari. Padahal, pada saat itu Wuhan sedang mengalami lockdown karena penularan Corona yang luar biasa.

BACA JUGA: Lindungi Situs Uluru Dari Kehancuran, Pemerintah Australia Akan Memperketat Aturan Kunjungan Lokasi Itu

"Apa yang membuat situasi Bali begitu membingungkan adalah bahwa jumlah kedatangan wisatawan China ke Bali sebenarnya meningkat sebesar 3% pada bulan Januari, bulan yang sama dengan lockdown Wuhan. Bahkan, mereka masih tiba sampai 5 Februari ketika pihak berwenang akhirnya pindah untuk melarang siapa pun yang berada di China dalam 14 hari sebelumnya," tulis media yang fokus pada isu-isu kawasan Asia itu.

BACA JUGA: Virus Corona Membuat Sektor Pariwisata di Bali, Lombok & Yogyakarta Terancam Kolaps

Tetapi Asia Times tidak memberikan penjelasan yang lebih detail apa yang membuat warga Bali memiliki daya tahan yang tinggi terhadap corona. Hanya kemudian Asia Times menyebut industri pariwisata di Bali tetap terdampak atas wabah virus Corona ini. Inilah dampak yang tak pernah terbayangkan, sejak peristiwa Bom Bali tahun 2002.

BACA JUGA:  Destinasi Pariwisata NTT Raih Peringkat Satu Termurah di Dunia

"Industri pariwisata Bali belum pernah terpukul sekeras ini sejak pemboman teroris tahun 2002, yang membuat ekonomi lokal hancur berkeping-keping selama dua tahun berikutnya karena para pelancong Australia menjauh berbondong-bondong. Pemboman lainnya pada tahun 2005 membuat lebih sulit lagi," lanjut Asia Times dalam tulisannya.

 

 

KOMENTAR