Bali & Lombok Menjadi Destinasi Wisata yang Sangat Merasakan Dampak Virus Corona

Binsar

Saturday, 16-01-2021 | 16:19 pm

MDN
Wisman China di Pulau Bali sebelum pandemi virus corona [ist]

 

 

 

Jakarta, Inako

Nyaris tidak ada satu sektor usaha di dunia khususnya Indonesia yang luput dari dampak pendemi virus baru COVID-19.

Namun, meski semua sektor usaha merasakan dampak virus corona, dunia pariwisata menjadi yang terparah bahkan terancam kolaps akibat wabah global ini.a

Baca Juga: Air Terjun Tanpa Sungai, Mungkin Hanya Ada di Lombok Tengah NTB

Bagaimana tidak, begitu wabah melanda banyak negara, kunjungan wisatawan pun berhenti mendadak. Hal itu diperparah, karena wisatawan domestik juga tidak diperbolehkan berkunjung ke objek wisata yang ada, menyusul keputusan penutupan sejumlah destinasi wisata oleh pihak berwenang.

Beberapa destinasi wisata seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok misalnya, mengalami penurunan pengunjung yang sangat drastis. Bahkan hari-hari ini, sudah tidak ada sama sekali pegunjung yang datang, menyusul kebijakan karantina wilayah atau local lockdown yang dilakukan pemerintah daerah termasuk daerah di atas.

Bali adalah salah satu destinasi yang paling terkena dampaknya. Wisatawan mancanegara adalah sumber pemasukan nomor satu dari Pulau Dewata tersebut. Terlebih, wisatawan dari Cina adalah penyumbang terbanyaknya.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Yang Menarik Di Kabupaten Balangan

Pada bulan Februari 2020, sebanyak 392.824 wisatawan datang ke Bali menurut Kantor Imigrasi Bali dan angka ini turun sebesar 33% sejak bulan Januari akibat virus corona. Jumlah wisatawan Cina ke Bali pun untuk sementara berhenti total.

Tahun 2019 lalu, sekitar 2 juta wisatawan Cina mengunjungi Bali sedangkan pada bulan Februari hanya ada sekitar 4 ribu wisatawan.

Diperkirakan Bali akan sulit untuk mencapai target melebih 2 juta pengunjung di tahun 2020 ini. Apalagi, wabah corona belum bisa diprediksi kapan akan meredah.

Pantai terlihat sepi dari pengunjung. Hanya ada pengelola usaha yang duduk santai di pesisir. Beberapa kapal pesiar bahkan memutuskan untuk tidak berlabuh di Bali.

Baca Juga: Dataran Tinggi Malino, Destinasi Wisata Favorit Kabupaten Gowa

Selain itu, jumlah penghuni hotel di Bali turun sampai 70 persen sejak virus corona menyebar dan hal ini berpengaruh terhadap kesejahteraan para karyawan.

Meskipun begitu, Pemerintah Provinsi Bali telah memberikan himbauan kepada pengusaha hotel dan travel supaya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Akan tetapi, dampak virus corona pada ekonomi tidak bisa dihindari. Maka dari itu, beberapa karyawan hotel di Bali hanya dibayar setengah gaji. Pemotongan ini diperlukan agar usaha tetap berjalan namun juga menjaga kebutuhan ekonomi para karyawan. Beberapa manajemen hotel juga meminta para perkeja mereka untuk cuti saat sedang sepi.

Baca Juga: Dukungan Peningkatan Wisatawan, Kawasan Borubodur Terus Dipersolek

Hal serupa juga terjadi di Yogyakarta. Wisatawan mancanegara yang biasa terlihat lalu lalang di jalan kini terlihat hampir tidak ada. Hotel-hotel pun sepi karena tidak ada yang menghuni.

KOMENTAR