Mengejutkan, Angkatan Kerja di Jatim Didominasi Lulusan SD

Binsar

Wednesday, 06-11-2019 | 15:00 pm

MDN
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono [ist]

Surabaya, Inako

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis data yang mengejutkan terkait penyerapan angkatan kerja di daerah itu. Berdasarkan data BPS, angkatan kerja Jawa Timur didominasi lulusan Sekolah Dasar (SD).

Disebutkan, jumlah angkatan kerja di Jawa Timur (Jatim) pada bulan Agustus 2019 mencapai sebanyak 21,50 juta orang, atau naik 199.000 orang dibanding bulan Agustus 2018.

Dari jumlah di atas, sebanyak 20,66 juta orang bekerja sementara 0,84 juta lainnya menganggur. Dibanding setahun sebelumnya, jumlah penduduk bekerja bertambah 206.000 orang dan penganggur berkurang sekitar 6.720 orang.

Yang mengejutkan, dari total tenaga kerja yang diserap dunia usaha hingga Agustus 2019, sebagian besar didominasi lulusan SD yang mencapai 9,25juta orang (44,79persen). Sementara angkatan kerja yang berijazah SMP sebanyak 3,78 juta orang (18,31 persen), SMA sebanyak 3,07 juta orang (14,84persen), dan SMK sebanyak 2,38 juta orang (11,54 persen).

Angkatan kerja yang berpendidikan tinggi (diploma ke atas) ada sebanyak 2,17 juta orang (10,51 persen) mencakup 0,37 juta orang pekerja berpendidikan diploma, dan 1,80 juta pekerja berpendidikan universitas.

Yang menggebmbirakan adalah bahwa dalam setahun terakhir, persentase penduduk bekerja yang meningkat di Jatim adalah mereka yang berpendidikan SMK (0,79 persen poin), universitas (0,51 persen poin), diploma (0,19 persen poin), dan SMP (0,01 persen poin).

"Sementara itu penurunan persentase terjadi pada penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah (1,40 persen poin) dan SMA (0,10 persen poin)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, Rabu (6/11/2019).

Secara sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Pekerja formal meliputi status berusaha dibantu buruh tetap dan buruh, karyawan atau pegawai. Sedangkan sisanya termasuk pekerja informal.

Berdasarkan identifikasi tersebut, pada Agustus 2019 sebanyak 8,14 juta orang (39,41 persen) bekerja pada kegiatan formal. Kemudian sebanyak 12,51 juta orang (60,59 persen) bekerja pada kegiatan informal.

"Selama setahun terakhir (Agustus 2018 – Agustus 2019), pekerja informal turun 1,33 persen poin seiring dengan meningkatnya persentase pekerja dalam kegiatan formal," tandas Teguh.

KOMENTAR