Menko Luhut: Masyarakat Nias Harus Mempersiapkan Diri Sambut Wisatawan

Hila Bame

Sunday, 15-09-2019 | 13:55 pm

MDN
Penari Nias tampil kebolehan ketika Sail Nias2019 dibuka oleh Menko LBP.

Oleh : Johanes 

Nias,  Inako

 Menko Maritim Luhut Pandjaitan mewakili Presiden RI membuka Puncak Sail Nias 2019 yang berlangsung di Dermaga Baru Telukdalam Nias Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (14/9/2019). Dalam sambutannya Menko Luhut mengungkapkan tekad pemerintah untuk memajukan perekonomian Nias di sektor pariwisata.      

"Sesuai dengan tema Sail Nias kali ini 'Nias menjadi gerbang wisata bahari dunia' saya berharap saat daerah ini dibangun untuk pariwisata rakyat siap dan menerima wisatawan dengan baik, perlu diingat pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya. Tidak mungkin akan merugikan rakyatnya. Menurut Presiden, saat ini yang menjadi salah satu pilar pertumbuhan ekonomi kita sektor pariwisata kedepan kami akan buat paket wisata seperti di Danau Toba, kita sosialisasikan melalui berbagai platform. yang paling penting adalah keramah-tamahan masyarakat Nias menerima wisatawan," ujar Menko Luhut dalam pidato pembukaannya.

Ia menyinggung pada kunjungan Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya bersama Ibu Negara pada tahun 2016 yang lalu di Gunungsitoli, beliau menitipkan pesan kepada Pemerintah Daerah untuk berfokus pada dua potensi terbesar di Kepulauan Nias, yaitu pertama potensi Pariwisata dan kedua potensi Perikanan. Kedua hal ini diharapkan akan mempertajam pertumbuhan ekonomi di Nias.    

Menko Luhut mengatakan bahwa pemerintah serius membangun wisata secara total dan menyeluruh dengan membangun infrastruktur yang menghubungkan satu obyek wisata ke obyek wisata lainnya.      

"Pemerintah akan membangun link Toba ke Sibolga lalu Nias. Lapangan terbang sudah diperpanjang. Nah ini kita masih coba, karena di ujungnya itu ada gunung. Akan diperpanjang menjadi 2700 meter supaya boeing 737 itu bisa masuk. Sekarang kita sedang cari solusinya karena kalau tidak kita harus lihat ke laut, tapi laut itu dalam, sehingga harus reklamasi. Atau kita cari lokasi lain untuk _runway_nya. Jadi infrastruktur itu harus jalan seperti pengalaman kita di Silangit. Kalau _airport_nya jalan sekarang tiap tahun ada 500 ribu orang yang berkunjung kesana. Dari sini sama saja. Perlu disiapkan hotelnya, sebetulnya bisa yang kelas bintang 2 atau bintang 3," jelasnya kepada wartawan.      

Menurut Menko Luhut dalam lima tahun ke depan pemerintah akan menjalankan pembangunan infrastruktur yang tentunya sangat dibutuhkan oleh industri pariwisata.     

"Sudah menjadi program  pembangunannya tetap, yaitu infrastruktur dari pelabuhan, bandara,  jalan, listrik dan sebagainya. Ini tidak akan pernah tertinggal," katanya. Ia menambahkan yang tidak kalah penting adalah kesadaran masyarakat menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah plastik ke laut. 

Potensi Wisata Nias

Menko Luhut mengatakan yang menjadi salah satu potensi wisata Nias adalah wisata surfingnya, yang dikenal memiliki ombak besar dan bergulung gulung. Sebelum bertolak ke Jakarta, Menko Luhut menyempatkan untuk melihat kompetisi surfing "World Surf League (WSL) NIAS PRO 2019" yang diselenggarakan sejak tanggal 10 -15 September 2019 di Sorake Beach Luahagundre Nias Selatan.     "Kalau kita lihat Nias itu kan bagus untuk surfing. Menurut para surfer pantai di Nias ini lebih baik dari yang ada di Hawaii. Surfing disini itu kelas dunia. Saya mendapat informasi bahwa yang menonton online streaming (surfing pro) ini saya dengar sudah sampai 50 juta orang. Ini kan bagus sekali dan bisa menjadi potensi wisata andalan sehingga Nias akan lebih dikenal di dunia," katanya.      

Menko Luhut disambut oleh Regional Manager World Surf League (WSL) Asia/Australia Steve Robertson dan bersama para menteri lainnya mereka membicarakan rencana jangka panjang dan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas kompetisi dan mencari lokasi lain di Indonesia.       

Menyinggung potensi wisata lainnya, Menko Luhut berharap penyelenggaraan Sail Nias bisa menjadi jalan bagi Desa Bawomataluo untuk masuk dalam daftar "World Heritage Unesco". Desa Bawomatulo  memiliki banyak atraksi budaya seperti relik megalitik, rumah tradisional, tradisi lompat batu, dan masih banyak lagi. Bahkan konon desa itu sudah ada lebih dari 300 tahun.

Omnibus Law

Dalam pidato sambutannya Menko Luhut menyinggung upaya pemerintah untuk menarik minat investor ke Indonesia, termasuk investor di industri pariwisata. Salah satunya dengan merevisi 72 undang-undang (UU) terkait perizinan untuk menarik lebih banyak investor datang ke Indonesia.      "Untuk mempercepat pengembangan ekonomi di daerah, Presiden telah meminta dilakukannya harmonisasi 72 UU. Presiden minta untuk diselesaikan sebelum 20 Oktober nanti sehingga ada kemudahan untuk investasi. Banyak orang yang tidak paham bahwa skala perekonomian kita besar, lebih dari USD 1 triliun dan perekonomian kita tumbuh 5%. Bank Dunia mengatakan bahwa RI bisa jadi tonggak kestabilan ekonomi negara-negara berkembang. RI relatif tidak terpengaruh dengan trade war US dan China. Semua terjadi karena manajemen kita lakukan dengan super hati hati," jelasnya.     Skema omnibus law adalah pembuatan beleid yang menyatukan sejumlah aturan menjadi satu UU yang akan dijadikan payung hukum baru.

TAG#Nias sail

163257357

KOMENTAR