Menteri Teten Masduki Apresiasi Event Solo Great Sale

Sifi Masdi

Sunday, 02-02-2020 | 21:53 pm

MDN
Menteri Teten Masduki memberi sambutan pada Opening Ceremony Solo Great Sale di lapangan Car Free Day (CFD) Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Minggu (2/2) [dok:kemenkop]

Solo, Inako

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi diselenggarakannya event Solo Great Sale sebagai ajang menumbuhkan ekonomi kerakyatan, khususnya bagi para pelaku UMKM yang ada di daerah.

Menteri Teten Masduki naik speda bersama Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, KadiskopUKM Jateng serta Pengurus Kadin Solo di lapangan Car Free Day (CFD) Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Minggu (2/2) [dok:kemenkop]

 

Teten mengatakan, di tengah ekonomi lesu saat ini, gelaran event seperti Solo Great Sale mampu menjadi penopang ekonomi, terutama dalam menaikkan demand belanja masyarakat. Di mana dalam pertumbuhan ekonomi nasional 5 persen, salah satunya didorong oleh daya beli dan konsumsi masyarakat.

"Adanya Solo Great Sale menjadi cara menaikkan demand, produk UMKM, apalagi di tengah ekonomi sulit, itu yang diharapkan tetap tumbuh dari UMKM. Di era krisis 98, perusahaan besar kolaps justru diselamatan UMKM. Ekspor UMKM ketika itu capai 350 persen," ucap Teten saat memberi sambutan pada Opening Ceremony Solo Great Sale didampingi Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, KadiskopUKM Jateng serta Pengurus Kadin Solo di lapangan Car Free Day (CFD) Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Minggu (2/2) dalam keterangan terulis kepada Inakoran.com.

Simak video InaTv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia sejahtera.

 

Teten bilang, acara seperti Solo Great Sale bisa mengairahkan perdagangan. Kemenkop dan UKM pun mendukung banyaknya promosi atau eksibisi semacam ini. "Kalau ada tanah kosong, gedung-gedung pemerintah yang idle (menganggur) atau nggak kepakai, dimanfaatkan jadi pameran atau marketplace produk UMKM," katanya.

Apalagi pemerintah ditargetkan mampu mendorong ekspor naik hingga 30 persen di 2024, di mana saat ini baru 14,5 persen. Sementara Malaysia ekspornya sudah di atas 20 persen, Vietnam sebesar 14 persen, China 70 persen ekspor produk UMKM, Korea 60 persen dan Jepang sebanyak 50 persen.

"Kita yang hampir 99 persen adalah UMKM, tapi ekspor belum maksimal. Bagaimana kita menggandeng pemerintah daerah untuk membuat produk UMKM Go Global," tegasnya.

Hadir di kesempatan yang sama, Ketua Kadin Solo Gareng Sri Haryanto menuturkan, acara Solo Great Sale berlangsung selama satu bulan dari 1-29 Februari 2020. Event ini pun melibatkan hampir 18 ribu tenant yang terdiri dari usaha besar hingga produk UKM. Padahal target semula hanya sebanyak 7 ribu tenant.

"Dari sisi transaksi kami targetkan tahun ini Rp 700 miliar, dengan okupansi 70 persen dan menggunakan transaksi pembayaran nontunai," jelasnya.

Beberapa perusahaan negara seperti KAI, PLN, PDAM Surakarta dan Rumah memberikan promo hingga diskon layanan rata-rata mulai dari 10-20 persen selama Solo Great Sale berlangsung.

Kampanye Produk Dalam Negeri

Salah satu upaya mendorong produk UMKM untuk Go Global menurut Teten, harus dimulai dari masifnya penggunaan produk lokal di dalam negeri sendiri. "Kalau mau global, kita harus unggul dulu di domestik. Harus bangga pakai produk dalam negeri," ucap Teten.

Indonesia sendiri lanjut Teten, telah ikut dalam perjanjian inline Free Trade Agreement (FTE) atau perjanjian perdagangan bebas, di mana pasar terbuka untuk produk impor. Jadi jangan heran, kalau pasar Indonesia diserbu oleh produk luar. Kampanye menggunakan produk dalam negeri pun terus digalakkan pemerintah.

"Pakai produk lokal itu keren. Pakai motor dan sepatu itu lebih bagus custom. Pakai baju, sepatu brand lokal lebih keren. Karya Indonesia itu dikenal lebih berseni. Solo sendiri merupakan pusat kebudayaan Indonesia," ucapnya.

Tak hanya itu, Teten juga menegaskan, perlunya perluasan market maupun akses pembiayaan. Ditambah sebentar lagi pemerintah bakal mengeluarkan aturan Omnibus Law Cipta Kerja, mendorong UMKM berkembang.

Teten menekankan, dalam Omnibus Law, ada dua hal yang ditekankan bagi UMKM. Pertama, kebijakan upah UMKM dikecualikan. Hal itu akan berimbas pada usaha UMKM lebih kompetitif dibanding usaha besar. "Usah besar akan kerja sama, produksi diserahkan ke UMKM. UMKM untuk siap menerima pekerjaan dari perusahaan besar," imbuh Teten.

Kedua lanjut dia, juga bagi pertumbuhan koperasi yang saat ini banyak dibatasi, beberapa akses yang tidak bisa dimasuk. "Nah, nanti akan dibuka seluas-luasnya. Bagaimana membangun koperasi unggul dan modern," tandasnya.


 

 

KOMENTAR