Pamor Tokoh NU Jatim Diperebutkan karena Beri Efek Ganda

Sifi Masdi

Monday, 09-10-2023 | 21:42 pm

MDN
Ganjar Pranowo dan Khofifah Indar Parawansa [ist]

 

 

 

Jakarta, Inako

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga Prof. Kacung Marijan mengatakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan merapat ke salah satu Calon Presiden dalam waktu dekat ini.

“Dugaan saya, Bu Khofifah akan berlabuh di salah satu capres itu. Dalam minggu ini atau minggu depan, kemungkinan akan terlihat Bu Khofifah akan berlabuh di Pak Prabowo atau Pak Ganjar,“ ujar Kacung saat dihubungi, Senin (9/10).

 

 

 



BACA JUGA:  Khofifah Diprediksi Lebih Memilih Kursi Gubernur

“Pamor tokoh Nahdlatul Ulama (NU) memang naik lagi setelah Capres Anies Baswedan memilih tokoh NU, Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres. Pemilih di Jatim memang hanya sekitar 15%. Tapi adanya tokoh dari Jatim untuk jadi cawapres menjadi lebih penting lagi, khususnya yang berkaitan dengan NU,“ tambah Kacung.

Dia menambahkan, Cawapres NU akan memberikan efek ganda. “Ketika ada tokoh NU dari Jatim jadi cawapres, bukan hanya berpotensi membawa gerbong 15% pemilih dari Jatim melainkan juga memiliki multiplier efek untuk warga NU lain dari seluruh Indonesia. Ini mengingat Jatim merupakan pusat NU di Indonesia,” imbuhnya.

Sosok Khofifah juga dipandang hormat oleh kalangan NU. Dia juga salah satu representasi perempuan dalam dunia politik. Sehingga, menarik bagi pemilih perempuan. Namun, selama ini Khofifah sering mengelak ketika dikaitkan dengan Cawapres.

 

BACA JUGA: Pengamat : Khofifah Akan Merapat Dalam Waktu Dekat

“Beliau juga tidak aktif bersosialisasi di berbagai tempat di Indonesia untuk mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres. Namun karena potensi yang dimiliki, rating Bu Khofifah di kalangan capres menjadi menguat,” tandasnya.

Potensi suara yang besar dari NU membuat Khofifah kompeten di bursa Cawapres. Capres Prabowo dan Capres Ganjar kerap menyebut namanya.

"Bu Khofifah adalah orang yang selama ini hubungannya dengan Pak Prabowo dan tentu dengan para pemimpin-pemimpin lain sangat bagus. Saya kira Bu Khofifah sekarang ini terus-menerus sedang membangun provinsinya untuk lebih baik lagi," kata Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

 

 

 

Membelah Nahdliyin

Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menilai Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa punya peluang cukup besar untuk berlaga di Pemilihan Umum Presiden 2024 (Pilpres 2024). Khofifah dinilai punya modal yang cukup untuk membuatnya dipinang.

“Bu Khofifah menurut saya punya peluang untuk bisa meramaikan bursa cawapres 2024 karena potensi elektoral yang beliau miliki. Menurut saya modal beliau relatif komplit, memiliki pengalaman panjang baik di eksekutif, legislatif maupun ormas,” terangnya.

Kendati demikian, Surokim memprediksi Khofifah akan lebih tertarik untuk menjadi Gubernur Jawa Timur dua periode dibanding berlaga di Pilpres 2024, karena peluang menang yang lebih besar.

“Jika melihat peluang menurut saya bu khofifah akan lebih memilih ikut kontes Pilgub Jatim edisi 2 karena  peluang diyakini lebih besar. Kecuali jika ada kekuatan besar yang memaksa beliau maju menjadi cawapres. Ini juga pasti akan membuat dilema beliau,” sambungnya.

Surokim menambahkan jika nantinya Khofifah benar dipinang dan menjadi cawapres di Pilpres 2024, maka pertarungan di akar rumput warga Nahdlatul Ulama akan semakin seru. Di sisi lain, nama Muhaimin Iskandar sudah terbingkai sebagai cawapres dari Anies Baswedan.

 

BACA JUGA: Ganjar Ngaku Sudah Kantongi Nama Cawapres

“Ya dengan banyaknya kader NU yang maju di pilpres tentu akan membelah dukungan warga NU di kontes pilpres. Tentu ini akan menjadi seru karena akan menjadi ajang pembuktian bagaimana dukungan warga NU terhadap kandidat. Akan lebih cair dan saya pikir akan ada perubahan perilaku memilih warga nahdliyin termasuk bagaimana kekuatan pengaruh struktural dan kultural NU. Dan saya meyakini akan kian banyak variabel yang memengaruhi dan kian kompleks,” tambahnya.

Para cawapres berlatar NU di Pilpres 2024 akan kian dituntut untuk bisa memenuhi tuntutan pemilih. Kian banyak yg bisa dipenuhi maka akan kian punya peluang mendapat voters dan dukungan.  “Perubahan perilaku warga NU pasti akan terjadi jika opsi kader yang maju kian banyak,” pungkasnya.


 

 

KOMENTAR