Pasar Jatinegara Surga Barang-Barang Souvenir

Sifi Masdi

Monday, 24-10-2022 | 17:42 pm

MDN
Ibu Neni yang menjual Special Wedding Souvernir di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur [garvita tv]

 

 

Jakarta, Inako

Pasar Jatinegara merupakan salah satu pasar tradisional tertua di Jakarta dan masih eksis beroperasi hingga saat ini. Pasar tersebut sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Meskipun kini di Jakarta banyak pasar modern, supermarket dan pusat grosir, nyatanya Pasar Jatinegara tetap jadi pusat transaksi semua keperluan warga Jakarta Timur dan sekitarnya. Di pasar ini semua keperluan bisa di dapat. Mulai dari belanja kebutuhan pokok, baju, alat elektronik,  kuliner lezat, hingga beragam barang  souvernir.

Beragam souvenir di Pasar Jatinegara [garvita tv]

 

Pada siang itu kami langsung menuju Lantai Basement Blok AKS Pasar Jatinegara. Lantai ini merupakan pusat penjualan barang-barang souvernir di Jakarta.

Pada saat memasuki basement mata kami langsung tertuju pada pernak-pernik berwarna-warni di sisi kanan dan kiri jalan. Sebab di situ ada toko penjual tas sekolah, dompet, gesper dan kue kering. Agak ke tengah tampak ada ratusan toko yang menjual barang-barang souvenir mulai dari gantungan kunci, gunting kuku, gelas, boneka kecil, tas, dompet, pulpen, bahan keramik dan lain-lain. Harganya bervariasi  mulai dari Rp 5000 hingga Rp 100.000 per biji. Tapi umumnya, toko-toko tersebut menjual barang secara grosiran.

 

 

 

Pada kesempatan itu, kami bertemu dengan Ibu Neni yang secara khsusus menjual Special Wedding Souvernir, seperti dompet, sendok hias, gunting kuku, dompet, kristal, keramik, beragam jenis gelas, dan melamin. Ibu Neni memang bukan pemilik toko tersebut, namun ia sudah 12 tahun bekerja di toko tersebut sehingga mengetahui perkembangan luar dalam toko souvenir tersebut.

Neni mengakui toko yang sudah berdiri  26 tahun lalu menjual beragam jenis souvenir baik impor maupun lokal. Dari beragam  jenis souvenir yang berjejar rapi di toko tersebut, dompet merupakan souvenir yang paling banyak dipesan. Bahkan bulan depan mereka  mendapat pesanan dompet dari Aceh sebanyak 5000 biji.

Apa saja keunggulan dompet tersebut? Menurut Neni, dompet dengan harga pada kisaran Rp 25.000 hingga Rp 75.000 itu, unggul pada jenis bahan dan kualitas jahitan. Dulu mereka sering menggunakan bahan-bahan impor untuk pembuatan dompet, namun seiring dengan terbatasnya  ketersediaan bahan impor di satu sisi, sementara di sini lain ada peningkatan permintaan  terhadap dompet yang mereka produksi, maka mereka memilih  bahan-bahan lokal yang berkualitas.

Apa saja keunggulan dompet yang mereka produksi? Neni mengatakan bahwa pihaknya sangat memperhatikan kualitas bahan dan jahitan. Kalau dulu mereka biasanya menggunakan bahan-bahan impor untuk pembuatan dompet, tetapi sekarang mereka menggunakan bahan lokal yang berkualitas bagus.

Menyinggung soal persaingan, Ibu Neni  mengakui  bahwa di Lantai Basement Pasar Jatinegara,  ada banyak toko yang memang menjual jenis souvenir yang sama sehingga terjadi persaingan. Tapi ia menambahkan bahwa persaingan merupakan hal yang wajar dan biasa. “Hal ini justru membuat mereka semakin kreatif dalam layanan menjual dan menggaet customer,” tutur Neni kepada Inakoran.  

 

 

Wanita yang telah bertahun-tahun melayani konsumen di toko yang sama, mengakui, bahwa hal yang paling penting dalam menjaga persaingan adalah kiat tertentu dalam menggaet pelanggan atau customer. Ia mengaku bahwa yang paling penting bagi customer adalah adanya rasa nyaman saat mengunjungi toko mereka. Ia yakin, kalau customer tidak merasa nyaman, maka pasti mereka akan pindah ke tempat lain. Tidak hanya itu, tutur kata yang sopan santun merupakan hal yang penting melayani customer.

Terkait dengan omset penjualan bulanan, Neni yang dibantu tiga karyawan lainnya, enggan menceritakan jumlah omzet. “Ya, itu rahasia  perusahaan. Saat ini toko kami mengalami peningkatan penjualan dibandingkan dengan omset penjualan saat masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat),” tambah Neni.

Barang souvenir di Pasar Jatinegara, Jakarta [garvita tv]

 

Namun wanita yang selalu tampil rapi dan modis ini lebih terbuka soal pendapatan bulanan yang mereka terima. Ia mengakui pendapatan bulanan mereka bersama dengan rekan-rekan sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Soalnya, selain gaji, mereka juga mendapat bonus bulanan. Hanya saja ia enggan jumlah bonus bulanan yang diterima.

Sementara terkait dengan harapan ke depan, Neni tidak muluk-muluk. Ia mengatakan pihaknya tidak terpaku pada jenis souvenir yang ada sekarang, tetapi juga berusaha untuk merambat ke model-model yang lain yang lebih menarik. Kemudian untuk strategi  penjualan ke depan, mereka akan meningkatkan penjualan secara online.

 

 

<

 

 

KOMENTAR