Pasca Dua Tahun Reformasi Dikorupsi Aktor Kekerasan Berlindung Dibalik Jubah Kekuasaan

Hila Bame

Monday, 27-09-2021 | 19:01 pm

MDN

 

 

Press Release

JAKARTA, INAKORAN 

Dua tahun lalu di bulan September 2019, tentunya masih segar dalam ingatan kita, aksi nasional #ReformasiDikorupsi #RakyatBergerak #TuntaskanReformasi yang dimulai sejak 23 September 2019 di berbagai kota besar di Indonesia antara lain, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Palembang, Medan, Semarang, Bandung, Denpasar, Kendari, Tarakan, Samarinda, Banda Aceh, Palu dan Jakarta demikian rilis Kontras yang diterima INAKORAN Senin (27/9/21)

 

Mosi tidak percaya mahasiswa disampaikan dengan lantang kepada Dewan Perwakilan Rakyat lantaran parlemen menutup mata dan telinga atas seluruh kritik aspirasi masyarakat serta terus melakukan tindakan yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Dalam aksi demonstrasi tersebut, DPR bahkan menolak untuk menemui mahasiswa.

Aksi nasional dengan 7 Desakan yang mempersatukan berbagai macam elemen mulai dari mahasiswa, buruh, tani, nelayan, dan pelajar dilawan dengan aksi brutal dan kekerasan oleh aparat keamanan dengan penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau berlebihan (unnecessary or excessive use of force).

 

Ketika masyarakat sebagai pemilik kedaulatan menunjukkan ketidaksetujuannya secara terbuka justru dibalas oleh negara melalui aparat penegak hukumnya dengan tindakan yang brutal. Agar perlawanan warga padam sehingga negara dapat dengan leluasa mengeluarkan aturan dan kebijakan yang bertentangan dengan nalar publik tersebut. 

Selengkapnya dapat diakses melalui:

https://kontras.org/2021/09/26/pasca-2-tahun-reformasi-dikorupsi-aktor-kekerasan-berlindung-dibalik-jubah-kekuasaan/

Terkait konferensi pers siang tadi dapat diakses melalui link berikut ini:

https://youtu.be/osyX2iRz8Cg

 

TAG#KONTRAS

200687662

KOMENTAR