Paus Fransiskus Dikenal Sebagai Tokoh yang Mempromosikan Perdamaian dan Membantu Pengungsi

Jakarta, Inakoran
Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma yang dikenal karena upayanya untuk mempromosikan perdamaian, membantu para pengungsi, dan mengatasi perubahan iklim, meninggal pada Senin pagi di kediamannya, kata Vatikan. Ia berusia 88 tahun.
Fransiskus, yang pada tahun 2013 menjadi pemimpin lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia, adalah Paus pertama dari Amerika Latin dan Paus Jesuit pertama. Ia adalah Paus kedua yang melakukan perjalanan ke Jepang, berkunjung pada tahun 2019, 38 tahun setelah Paus Yohanes Paulus II.
Selama perjalanannya, Fransiskus mengunjungi Hiroshima dan Nagasaki, keduanya hancur oleh bom atom AS pada hari-hari terakhir Perang Dunia II. Ia menyerukan penghapusan senjata nuklir dalam pidatonya di dua kota Jepang tersebut.
Di Tokyo, ia juga bertemu dengan para korban gempa bumi dan tsunami Maret 2011 yang meluluhlantakkan Jepang timur laut. Hingga 2022, terdapat sekitar 422.000 umat Katolik di negara Asia tersebut, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.
Kardinal Kevin Farrell, camerlengo Vatikan, mengatakan dalam sebuah pengumuman, "Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya."
Paus meninggal setelah mengalami stroke dan gagal jantung, kata kantor persnya. Hanya sehari sebelum kematiannya, Fransiskus muncul dalam acara Paskah dan bertemu sebentar dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Kota Vatikan.
Setelah kematian Fransiskus, Vatikan bersiap untuk memulai persiapan pemakaman dan konklaf untuk memilih paus baru.
Terlahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio dari keluarga imigran Italia di Buenos Aires, ibu kota Argentina, pemimpin spiritual ini dicintai oleh umat Katolik sebagai pria yang sederhana, rendah hati, dan membumi.
Setelah belajar filsafat di Buenos Aires, Fransiskus menjadi guru sastra di sebuah universitas di Argentina. Pada tahun 1969, ia ditahbiskan sebagai pendeta dan kemudian menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires sejak tahun 1998. Pada tahun 2001, ia diangkat menjadi kardinal.
Ia terpilih sebagai Paus ke-266 pada tanggal 13 Maret 2013, beberapa hari setelah pendahulunya, Benediktus XVI, mengejutkan dunia dengan menjadi Paus pertama dalam sekitar 600 tahun yang secara sukarela mengundurkan diri, dengan alasan kesehatan.
.jpeg)
Paus biasanya diharapkan menjabat sampai mati.
Meskipun Fransiskus tidak mengubah ajaran Katolik tentang penentangan terhadap pernikahan sesama jenis dan aborsi, ia bersikap lebih lunak terhadap isu LGBT. Ia mendesak umat Katolik untuk tidak menghakimi tetapi menyambut anggota LGBT di Gereja.
Dikenal karena menganjurkan toleransi antar agama dan kemanusiaan, Paus secara aktif mendukung pengungsi, berbicara tentang masalah lingkungan dan mempromosikan perdamaian.
Pada tahun 2016, ia bertemu dengan kepala Gereja Ortodoks Rusia. Pertemuan tersebut dipandang sebagai momen simbolis dalam hubungan antara gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks, yang terpecah pada tahun 1054.
Ia juga menjadi penengah dalam pembukaan kembali hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Kuba pada tahun 2015, yang mengakhiri pembekuan selama 54 tahun.
Ketika Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, ia menyerukan gencatan senjata dan kemudian mengirim utusan ke Kyiv dan Moskow.
TAG#Paus Fransiskus, #Perdamaian, #Pengungsi
195380864

KOMENTAR