Pelemahan Rupiah Belum Berdampak Bagi Perekonomian Sulut

Binsar

Tuesday, 11-09-2018 | 09:31 am

MDN
Wakil Ketua Kamar Dagang Industri Sulut Ivanry Matu [ist]
"Pelemahan rupiah dinilai tidak berpengaruh pada perekonomian Sulawesi Utara"

 

Manado, Inako –

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Sulut Ivanry Matu mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang menembus angka Rp 15.000 per dolar AS beberapa hari lalu, ternyata belum membawa dampak negatif apapun bagi aktvitas perekonomian di daerah Sulawesi Utara (Sulut).

"Karena faktanya memang masih banyak orang belanja baik di mal, pasar maupun secara `online`," kata Ivanry di Manado, Rabu lalu.

Dia mengatakan, banyak "event" baik nasional maupun lokal di Kota Manado dan sekitarnya tetap terlaksana, sementara penghunian hotel di atas angka 50 persen.

Kemerosotan nilai tukar rupiah, menurut dia, tidak berdampak pada perekonomian di Sulut karena masih digerakkan oleh sektor riil atau usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Ivanry menjelaskan secara nasional pelemahan rupiah yang mendekati Rp15 ribu menjadi kekhawatiran, apalagi jika kaitannya dengan politik ekonomi, contohnya kebijakan impor bahan pangan yang tinggi dengan kurs dollar itu menjadi dilematis.

Memang, katanya, di sisi lain sebetulnya impor bahan pangan tidak adil bagi petani, tetapi dengan mempertimbangkan dan mengantisipasi kenaikan harga pangan apalagi pada musim kemarau ini, pemerintah perlu melakukan impor untuk menekan inflasi dan menjamin ketersediaan pangan.

Bagi pengusaha yang produksinya bergantung pada bahan baku impor ini tentu pukulan berat dan dampaknya juga pasti berdampak pada ekonomi nasional. "Inilah yang perlu kita waspadai," katanya.

Di Sulut, katanya, pabrik yang menggunakan bahan baku impor tidak terlalu banyak, apalagi rata-rata masih berkategori pengusaha kecil menengah itu belum mengimpor bahan baku untuk produksi.

Tetapi, katanya, harus dipahami bahwa pelemahan rupiah selalu berdampa pada pengetatan daya beli, apalagi jika nanti suku bunga dinaikkan. Oleh karena itu ia mengharapkan Bank Indonesia tidak terburu-buru menaikkan suku bunga acuan.

 

Baca Juga:


 

Kurs Rupiah 10 September : Spot Terkunci di 14.835

Jelang Akhir Pekan IHSG & Rupiah Terus Perkasa

Pacu Sektor Industri Dan Kredit Ekspor Rendah Untuk Perkuat Nilai Tukar Rupiah

 

KOMENTAR