Peningkatan Kualitas Kuda Pacu Lokal Akan Mampu Tingkatkan Kesejahteraan Peternak
Sukabumi, Inako
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi peternakan kuda pacu Gekbrong Stable di desa Titisan, Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi, Kamis (12/7/2021).
Kunjungan Menteri Teten, yang diterima langsung oleh pemilik Aragon Horse Racing & Equastrian Sport, Eddi Saddak didampingi Prof Dr Bambang Purwanto itu, bertujuan menjajaki kerjasama untuk meningkatkan kualitas kuda pacu lokal yang diyakini bisa menambah kesejahteraan paternak kuda.
BACA JUGA: Ekonomi China pada Sektor Jasa, Melambat Akibat Pandemi
Turut mendampingi dalan kunjungan tersebut, SesKemenKopUKM Arif Rahman Hakim, Staf Khusus MenkopUKM Bidang Hukum dan Kelembagaan, Agus Santoso, Dirut LPDB-KUMKM Supomo dan Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto.
Terkait kunjungan ini Staf khusus MenkopUKM Agus Santoso menjelaskan, salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan peternak adalah meningkatkan kualitas ternaknya, sehingga performance ternaknya lebih bagus. Demikian juga dalam hal peternakan kuda.
"Indonesia memiliki beberapa sentra peternakan kuda yang bahkan merupakan kuda yang endemik (hanya berkembang di daerah tertentu), antara lain kuda Sandel (Sumba), kuda Sumbar, Kuda Minahasa dan Kuda Priangan. Kuda-kuda itu secara tradisional, tumbuh bersama budaya setempat," jelas Agus Santoso.
BACA JUGA: Update Virus Corona 13 Agustus 2021: Tambah 24.709 Kasus Baru
Adapun, jenis kudanya dibedakan menjadi Kuda Beban yang membantu petani mengangkut hasil bumi, Kuda Penarik yang digunakan menarik dokar, delman, cidomo, gerobak dan Kuda Tunggang yg menjadi hewan klangenan karena digunakan untuk pacuan kuda.
"Harga masing-masing jenis kuda itu tentu berbeda-beda. Harga kuda pacu yang berprestasi dalam pacuan dan keturunannya tentu yang paling mahal," katanya.
Piloting di Sumba
Lebih lanjut stafsus Agus mengatakan, Persatuan Olah Raga Berkuda Indonesia (Pordasi) sudah sejak tahun 1975 berupaya meningkatkan kualitas kuda pacu dengan cara menyilangkannya dengan pejantan kuda pacu impor Thoroughbred, yaitu Jenis kuda pacu yang pada awalnya dikembangkan di negara-negara eropa.
BACA JUGA: KemenkopUKM Gandeng Gojek Gelar Pelatihan Digital Untuk Pelaku UMKM
Selama 46 tahun Pordasi melakukan proses penyilangan kuda pacu, sehingga jenis kuda pacu Indonesia semakin meningkat kualitasnya, ada jenis Kuda G (G1 sampai G4), yaitu anak kuda induk yang disilang degan kuda Thoroughbred murni (pure THB) dan ada jenis KPI (Kuda Pacu Indonesia) yang merupakan hasil silangan antar Kuda G. Huruf G disini menunjukkan semakin besar angkanya, darah kuda impornya semakin besar.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sangat menyadari bahwa bila kualitas kuda pacu lokal ditingkatkan maka akan berdampak pada kesejahteraan peternak kuda. Oleh karena itu kemarin, Menkop UKM Teten Masduki mengunjungi peternakan kuda pacu Aragon di Gekbrong Sukabumi.
Dalam kunjungan tersebut disepakati akan segera dilakukan piloting peningkatan kualitas kuda pacu lokal di Sumba NTT.
Eddi Saddak menyambut baik rencana ini dan menyatakan, Aragon siap untuk mendukung piloting tersebut dengan menyediakan pejantan Kuda G2 atau G3 berdarah juara nasional.
"Kami siap mendukung gagasan ini, termasuk menyediakan pakan kuda dengan nutrisi lokal yang kami kembangkan di Aragon,'" kata Eddi.
BACA JUGA: Pelaku UMKM Dituntut Beradaptasi Dengan Transformasi Digital Agar Tetap Survive di Tengah Pandemi
Sebagai tindak lanjutnya Tim KemenKopUKM bersama Tim Aragon akan segera ke Sumba untuk mengadvokasi pentingnya para peternak kuda bergabung dalam wadah Koperasi agar pengelolaan bibit, pakan, obat-obatan dan pemeriksaan kesehatan kuda menjadi lebih efisien dan berbiaya lebih murah.
Stafsus Agus menambahkan, apabila melihat perbandingan harga kuda pacu lokal degan kuda pacu berdarah G atau KPI, maka harga harga kuda pacu lokal berkisar di harga Rp20 juta sampai Rp40 juta, sedangkan kuda pacu berdarah G4 dan KPI berharga di kisaran Rp100 juta sampai Rp200 juta bahkan bisa lebih.
Dengan demikian, jika pilot project Koperasi Peternak Kuda ini terwujud, maka sudah tentu akan meningkatkan kesejahteraan peternak.
"Selain itu, tentu kedepannya bisa direplikasi di daerah sentra kuda di wilayah Indonesia," tambahnya.
KOMENTAR