Penurunan Harga Soybean Oil AS Berdampak pada Minyak Sawit
Jakarta, Inako
Meningkatnya perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China turut mempengaruhi harga crude palm oil (CPO) di pasar global. Tak pelak, kondisi itu juga merembet kepada ekspor minyak kelapa sawit Indonesia.
Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) menjelaskan selain CPO, produk minyak kelapa sawit lainnya yang banyak diminati pasar global, yaitu minyak kelapa sawit yang sudah diolah dan bisa langsung dipakai.
Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga berpendapat, mengenai ekspor dan harga CPO di pasar global saat ini turun karena adanya perang dagang AS dan China.
“China itu banyak menggunakan soybean oil. Tapi karena perang dagang tersebut soybean oil dari Amerika Serikat tidak dibeli, menyebabkan stok surplus dan harganya turun. Dengan turunnya soybean berpengaruh juga kepada minyak-minyak lainnya yang juga ikut turun dan berdampak juga ke ekspor minyak kelapa sawit kita,” lanjutnya.
Penurunan ekspor dan harga CPO di pasar global berdampak kepada beberapa perusahaan kelapa sawit di Indonesia.
“Tapi menurut saya, ada perusahaan yang pendapatannya naik karena mereka punya produksi yang sesuai kebutuhan pasar,” ujar Sahat.
Menurut Sahat, salah satu kemungkinan produk yang sedikit berkurang daya ekspornya yaitu minyak goreng. Karena kita belum kompetitif bersaing dengan Malaysia dalam minyak goreng kemasan dan adanya tambahan dana pungutan yang menyebabkan kita kurang bisa bersaing.
TAG#Minyak Sawit, #CPO, #Perang Dagang, #Soybean Oil, #Penurunan Harga
188642846
KOMENTAR