Peringati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, 3 Orang Utan Kembali di Lepasliarkan

Rizkia

Saturday, 19-11-2022 | 12:10 pm

MDN

Katingan, Inako

 

 

 

 

Masih dalam suasana peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dalam kerja bersamanya dengan mitra Yayasan Borneo Orang utan Survival (BOS) serta sejumlah pihak lainnya kembali melepas liarkan tiga orang utan hasil rehabilitasi di pusat rehabilitasi orangutan Yayasan BOS ke hutan alami di kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

Kalimantan Tengah, 18 November 2022. Tiga individu orang utan jantan (Ben, Gonzales, dan Lima) dari Pusat Rehabilitasi orang utan Yayasan BOS di Nyaru Menteng, hari ini dilepas liarkan ke kawasan TNBBBR di kabupaten Katingan, provinsi Kalimantan Tengah. Ketiga orang utan ini sudah menuntaskan proses rehabilitasi yang panjang di Pusat Rehabilitasi Orang utan Yayasan BOS di Nyaru Menteng dan siap untuk hidup mandiri di hutan alami. Kegiatan pelepasliaran orang utan hasil rehabilitasi ini adalah perwujudan upaya perlindungan dan pelestarian orang utan di Kalimantan dan yang kedua kalinya dilakukan di tahun 2022.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Sadtata Noor Adirahmanta mengatakan Balai KSDA Kalimantan Tengah bertanggung jawab terhadap penyelamatan satwa khususnya jenis satwa dilindungi dalam hal ini orang utan. Namun dalam pelaksanaannya perlu dukungan para pihak.

“Pada kesempatan ini juga kami menghimbau kepada masyarakat untuk berperan lebih aktif dalam melindungi orang utan dan habitatnya.  Biarkan mereka hidup bebas dan aman di habitat alaminya. Selanjutnya melalui pelepasliaran tiga individu orang utan di kawasan TNBBBR pada hari ini semoga menjadi momentum makin meningkatnya pemahaman bersama terkait pentingnya pelestarian satwa endemik yang di lindungi di Kalimantan ini, mengingat dengan melestarikan orang utan di habitat alamnya sama halnya dengan menjaga keutuhan ekosistem hutan. Terakhir mari bersama menjaga satwa liar yang dilindungi serta menjaga hutan dan seisinya demi masa depan anak cucu kita”.

Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) Andi Muhammad Khadafi menambahkan kegiatan pelepasliaran tiga individu orang utan hasil rehabilitasi ke Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Hiran ini merupakan salah satu program kerja sama TNBBBR dengan Yayasan BOS yang tertuang ke dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2022 dan juga sebagai upaya untuk meningkatkan populasi orang utan di habitat alaminya, khususnya TNBBBR.

“Pemantauan pasca pelepasliaran akan dilakukan dengan intensif untuk memastikan orang utan yang dilepasliarkan ini mampu beradaptasi dengan baik di habitat barunya. Balai TNBBBR bersama BKSDA Kalteng, bekerja sama dengan mitra Yayasan BOS serta para pihak lainnya telah melepas liarkan 189 individu orang utan sejak 2016 di kawasan TNBBBR di wilayah kerja Resort Tumbang Hiran Kalimantan Tengah. Dari hasil kegiatan ini tercatat 5 kelahiran alami. Ini merupakan capaian luar biasa bagi keberadaan orang utan Kalimantan yang saat ini berstatus ‘sangat terancam punah’. Melalui dukungan para pemangku kepentingan, kami akan terus berupaya menjaga keberadaan orangutan Kalimantan, yang memiliki peran penting dalam menjaga kualitas hutan dan keutuhan ekosistem. Bersama mari kita menjaga satwa liar yang dilindungi serta menjaga hutan dan seisinya demi masa depan anak cucu kita”

Pelepasliaran orangutan adalah tahapan akhir dari proses rehabilitasi yang sangat panjang dan tidak berhenti pada saat orangutan telah dilepasliarkan. Tim Post Release Monitoring (PRM) kami masih harus mengikuti perkembangan orangutan yang dilepasliarkan setiap hari dan memastikan mereka dapat bertahan hidup di alam. Sejalan dengan Hari Cinta Puspa dan Satwa (HCPSN), mari bersama kita berkomitmen untuk mengatasi berbagai ancaman yang dihadapi satwa liar dan meningkatkan perlindungan terhadap flora dan fauna Indonesia, dalam hal ini orangutan. Spesies ini berperan sangat penting untuk melestarikan hutan kita yang berharga dan merupakan aset dasar bagi pembangunan ekonomi nasional jika sumber daya alam yang melimpah ini dimanfaatkan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab oleh semua pemangku kepentingan.

“Sejak 2012 hingga saat ini, dalam dekade ketiga usia Yayasan BOS, upaya pelepasliaran orangutan kami telah berhasil mengembalikan 500 orang utan ke habitat alaminya. Meskipun kami telah menghadapi tantangan yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari keterbatasan dana, keterbatasan hutan yang aman dan sesuai untuk hidup orang utan, hingga kesulitan dalam mengelola proses rehabilitasi orang utan yang panjang serta akses ke lokasi titik pelepasliaran yang terisolasi dan masih banyak kendala lainnya, namun kami senang dan bangga karena dapat merayakan momen pelepasliaran 500 orang utan selama 10 tahun ini bekerja bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tentu saja semua ini tidak dapat terlaksana tanpa dukungan dari semua pihak, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pemangku kepentingan lainnya,” tutur Dr. Jamartin Sihite, Ketua Pengurus Yayasan BOS

Ketiga kandidat orang utan yang dilepasliarkan hari ini telah menjalani tahapan akhir dari proses rehabilitasi mereka di pulau pra-pelepasliaran di gugusan Pulau Salat, kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Pulau pra-pelepasliaran ini adalah habitat semi liar yang dipantau secara ketat oleh tim dari Yayasan BOS untuk menampung orang utan yang telah menyelesaikan tahap rehabilitasi di Sekolah Hutan. Di gugusan Pulau Salat ini, para orang utan mempraktikkan semua keterampilan yang dipelajari sebelumnya untuk bekal menyintas di alam liar.

BKSDA Kalimantan Tengah dan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya bersama Yayasan BOS mengucapkan terima kasih kepada pemerintah provinsi Kalimantan Tengah, pemerintah daerah kabupaten Katingan, dan masyarakat kabupaten Katingan atas dukungan dan kerja samanya.

Yayasan BOS juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dan kontribusi dari organisasi mitra global kami: BOS Australia, BOS Jerman, BOS Swiss, BOS UK, BOS USA, dan Save the Orangutan. “Kami juga berterima kasih atas dukungan dari dunia usaha seperti PT. AVO Innovation Technology, PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk., PT. Sawit Sumber Mas Sarana (SSMS); berbagai lembaga konservasi lainnya termasuk Orangutan Outreach; serta donor perseorangan dari seluruh dunia, yang mendukung kerja konservasi kami serta pelestarian alam di Indonesia,” tutupnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KOMENTAR