Perjalanan Agi Wage Dari Hidup Yang Sangat Sulit Bisa Menjadi Seorang Pengusaha Kecil Dan Therapist Hingga Sekarang

Hila Bame

Friday, 22-05-2020 | 17:47 pm

MDN
Saung Sehat miliki Agi Wage di bilangan Pondok Aren Tangsel [Foto Aldi, Inakoran.com]

 

Pondok Aren, Inako 

 

Donal Trump, Presiden Amerika Serikat  adalah kisah sukses seorang pengusaha properti yang pernah ada di negeri paman Sam. Kisah Trump tentu berbeda dengan sejarah Thomas Alva Edison.

Edison,  lahir di Milan, Ohio, Amerika Serikat pada tanggal 11 Februari 1847. Pada masa kecilnya di Amerika Serikat, Edison selalu mendapat nilai buruk di sekolahnya. Oleh karena itu ibunya memberhentikannya dari sekolah dan mengajar sendiri di rumah.

 

 

Di rumah dengan leluasa Edison kecil dapat membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan berbagai percobaan ilmiah sendiri. Pada Usia 12 tahun ia mulai bekerja sebagai penjual koran, buah-buahan dan gula-gula di kereta api. Kemudian ia menjadi operator telegraf, Ia pindah dari satu kota ke kota lain. Di New York ia diminta untuk menjadi kepala mesin telegraf yang penting. Mesin-mesin itu mengirimkan berita bisnis ke seluruh perusahaan terkemuka di New York.

Lampu pijar yang menerangi rumah manusia diberbagai belahan dunia hingga saat ini adalah  salah satu penemuan Alva Edison yang paling spektakuler di dunia.  Jika Trump terlahir dari keluarga kaya raya maka Alva Edison ketika masa muda harus menjual koran di kereta api demi mempertahankan hidup.

Bahwa pengalaman masa lalu, mendorong banyak orang untuk mencoba mengais kesempatan demi merubah nasib. Konon nasib harus diupayakan manusia sendiri dan sang Khalik akan menolongnya layaknya keringat yang menetes tiada yang terbuang percuma demikian dunia usaha membutuhkan aksi. 

Lalu bagaimana aksi Agi Wage mengambil jalan berbisnis obat herbal ditengah tekanan ekonomi yang hampir tidak ada jalan keluarnya? 

Berawal dari tahun 2004 kesulitan ekonomi yang dialami Agi Wage (45) untuk berobat ke rumah sakit. Keluarganya saat itu kesulitan uang  untuk berobat ke rumah sakit. Kondisi memaksanya berpikir agar keluar dari cekaknya uang namun tetap sehat maka usaha pengobatan tradisional ia coba. 

Dengan bermodalkan sepeda motor Honda  Grand,  Agi berkeliling kawasan  menjual herbal jenis Ath-Thibbun Annabawy. Ia menjual herbal tersebut dari Masjid ke Masjid  dimana banyak orang berkumpul entah sembahyang maupun belajar agama. 

Ruh perjuangan Agi sesungguhnya adalah bahwa "Allah ga akan merubah hidupnya jika dia tidak berusaha merubah hidup dia sendiri" tutur Agi kepada inakoran.com.

Seandainya dijabarkan lagi bahwa manusia wajib berusaha dan yang ada di atas sana (Allah) pasti menolong. Tanpa  usaha manalah mungkin bantuan  atau pertolongan itu datang. 

Agi, berharap dengan berjualan obat herbal dapat mengatasi beban ekonomi dan jika ada keluarga yang sakit pun bisa teratasi misalnya untuk membayar rumah sakit, cerita Agi. 

Terapis Bekam dan Obat herbal milik Agi

Sedikit demi sedikit Agi mulai menabung dari hasil usaha herbal dan keahliannya sebagai therapist bekam bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga nya. Dan dia berharap bisa belajar pengobatan lain lagi, Dengan harapan tersebut, ternyata setelah belajar dan menggeluti ilmu tentang pengobatan tradisional dan herbal, dia bisa banyak membantu dirinya dan keluarga dalam masalah kesehatan.  

Niat membantu sesama adalah awal usaha Agie meskipun kebutuhan ekonomi harus terpenuhi. Badan sakit kerap terjadi dari masalah ekonomi yang seret karenanya perlu berusaha dan berjuang keras katanya. 

Awalnya Agi  agak ragu waktu pertama kali buka klinik Praktek Bekam, namun setelah memberanikan diri menerima pasien yang meminta pertolongan untuk berobat membuat dirinya banyak dicari dan dibutuhkan banyak orang.

Pelayanan dengan kesungguhan hati menjadi kunci utama dalam berbisnis apa pun bentuknya. Pelayanan adalah modal masa kini demi kesinambungan usaha dan jujur Agie mengatakan bahwa dirinya kewalahan dalam melayani pasien.  Barangkali ini buah dari keseriusan dalam menjalankan bisnis. 

Keringat Yang terus Mengkristal

Kepercayaan konsumen semakin bertambah seiring waktu yang terus berjalan, tempat usaha terasa kian sempit berpikir mencari tempat baru bukanlah perkara mudah. 

Pada tahun 2006 Agi Wage  mencari alternatif tempat untuk disewa agar para konsumen merasa lebih nyaman dengan fasilitas yang memadai sebagi tempat bisnis. 

Usaha yang bermodal nekat itu dan benar-benar dirintis dari nol,  Agi telah memiliki Griya Pengobatan dan herbal alami SAUNG SEHAT yang beralamat di  Jalan Raya Pondok Aren No.33 (sebelah SMK Kebangsaan) 

 

" Alhamdulillah saya bersyukur apa yg telah Allah berikan saat ini, saya berharap dengan ilmu pengobatan yang saya jalani ini dapat bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkannya dengan harga yg relatif terjangkau bahkan ada juga kalanya yang gratis bila tidak mampu membayar. karena pada prinsipnya memberi itu Pasti  kembali " ujar Agi.  

Adapun layanan jenis terapinya  meliputi, Herbal, Bekam, Gurah, Akupunktur, Yumeiho, Pijat bayi anak dan dewasa.

Terkadang ada kalanya SAUNG SEHAT juga berbagi kepada masyarakat dengan cara melakukan kerja sama dengan masjid maupun panti sosial untuk mengadakan  baksos pengobatan tradisional secara gratis.

Karena kegigihannya dalam melakukan suatu perubahan tanpa lelah  menerima keadaan hal inilah yang membuat Agi Wage terus  bertahan sampai saat ini. Dan dia pun menyampaikan ayat Alquran sebagai pedoman bagi umat Islam agar selalu berusaha keras dan ikhlas dalam menggapai harapan. 

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS Ar-Ra’d: 11)


Inilah sekelumit kisah dari orang-orang yang mempunyai semangat tinggi dalam melakukan suatu Reformasi Hidup.  

(Aldi inakoran/hila)

KOMENTAR