Perlakuan Tidak Adil Terhadap Muhammad Ali Sulit Dilupakan Keluarganya

Binsar

Wednesday, 10-07-2024 | 09:14 am

MDN

Jakarta, Inakoran

 

Karier dan warisan tinju Muhammad Ali yang luar biasa sebagai atlet ikonik mungkin tampak bukan hal baru, namun ada suatu masa ketika Ali tidak dihormati secara universal, khususnya di negaranya, dan hal itu sulit dilupakan keluarganya.

Melansir Marca, Ali sebenarnya dijauhi oleh masyarakat Amerika pada tahun 1960-an karena keengganannya untuk berpartisipasi dalam Perang Vietnam. Pada masa itu, bintang-bintang olahraga terkenal bukanlah orang-orang yang dimanjakan seperti yang banyak dilihat sebagai ikon masa kini. Jika terjadi konflik militer yang melibatkan Amerika Serikat, mereka berharap dapat menjawab panggilan tugas tersebut.

Ali adalah salah satu dari sedikit orang yang menolak, dan malah menyebut keyakinan agamanya sebagai alasan mengapa ia tidak bisa pergi ke luar negeri dan ikut serta dalam konflik bersenjata. Keputusan tersebut berdampak pada karir tinju Ali, dan WBA berusaha untuk melarangnya dari olahraga tersebut.

Perlakukan itu tidak dilupakan oleh keluarga Ali, bahkan setelah kematiannya. Dalam film dokumenter PBS mendatang tentang kehidupan Ali, episode ini dijelaskan oleh orang-orang terdekatnya.

 

 

Apa yang terjadi dengan Muhammad Ali pada tahun 1967?

Dengan hampir 100 tentara Amerika tewas setiap hari, dukungan terhadap kebijakan anti-perang semakin meningkat. Selama ini, Asosiasi Tinju Dunia mencopot gelar kelas berat Muhammad Ali karena dia menolak wajib militer untuk Perang Vietnam.

Putri sulungnya, Maryum Ali, baru-baru ini membagikan video ayahnya yang kurang dikenal, yang menunjukkan perjuangan ayahnya melawan sistem untuk menegakkan keyakinannya.

Muhammad Ali lebih dari seorang atlet setelah episode Vietnam

Maryum Ali, seorang aktivis sosial, kerap memposting kutipan dan foto ayahnya di media sosial. Dia membagikan klip dari serial dokumenter PBS oleh Ken Burns dan Sarah Burns di Instagram-nya. Dalam video tersebut, seorang reporter bertanya kepada Ali apakah dia merasa dianiaya.

“Jika saya dikutuk karena menjadi seorang Muslim, Anda bisa saja mengutuknya karena Anda benci melihat orang kulit hitam berdiri di atas kedua kakinya sendiri,” jawab Ali, mengutip Marca.

"Anda mengatakan kepada dunia kulit hitam bahwa Anda tidak ingin melihat orang kulit hitam mandiri dan hanya ini yang Anda lakukan, dan ini hanya membuat saya lebih besar," lanjutnya.

 

 

Keterangan Maryum menyoroti bahwa WBA secara tidak adil mencabut gelarnya, menganggapnya tidak pantas menjadi seorang juara.

Ali dinyatakan bersalah karena menghindari wajib militer, dijatuhi hukuman lima tahun penjara, denda 10.000 dolar, dan dilarang bertinju selama tiga tahun. Dia kembali ke ring pada Oktober 1970.

Ali percaya bahwa tidak adil berperang melawan orang kulit berwarna di negara miskin bagi negara yang memiliki hak istimewa seperti Amerika.

"Hati nurani saya tidak membiarkan saya menembak saudara laki-laki saya, atau orang-orang berkulit hitam, atau orang-orang miskin dan kelaparan di lumpur demi Amerika yang besar dan kuat," tegas Ali, kala itu.

KOMENTAR