Peserta Pelantara 9 Berziarah Ke Makam Syekh Mahmud Di Papan Tinggi, Tapanuli Tengah

Binsar

Monday, 09-09-2019 | 15:29 pm

MDN
Peserta Pelantara 9 mengabadikan momen kunjungan mereka di atas bukit Kilometer 0 Peradaban Islam Nusantara [Inakoran.com/Ina TV]

Sibolga, Inako

Hari kelima berada di Sibolga Sumatera Utara, rombongan Pelantara tahun 2019 berkesempatan melakukan ziarah ke makam Syek Mahmud, yang terletak di perbukitan, tepatnya di Desa Dakka, Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Pukul 08.30 rombongan Pelantara 9 meninggalkan KRI Tanjung Kambani dengan menumpang sejumlah truk dan bus dan tiba di lokasi sekitar pukul 10.25 WIB.

 

Elsa Candra, peserta Kapal Pemuda Nusantara (KPN) asal Mataram Nusa Tenggara Barat, di atas kompleks makam Syeikh Mahmud  [Inakoran.com/Ina TV]

 

Bagi masyarakat Sumatera Utara, Syeikh Mahmud adalah seorang tokoh terkenal. Berdasarkan sejumlah literatur yang ditelusuri, Syeikh Mahmud adalah orang pertama yang membawa ajaran Islam ke daerah Barus, Sumatera Utara.

Makamnya dikenal warga dengan sebutan Makam Papan Tinggi karena memang berada di atas bukit dengan ketinggian 200 meter lebih di atas permukaan laut. Bahkan medan menuju makam cukup terjal karena kemiringan bukit mencapai 45 derajat.

 

Beberapa peserta Pelantara 9 sedang berdoa di makam Syeikh Mahmud [Inakoran.com/Ina TV]

 

Untuk mencapai puncak bukit pada ketinggian lebih dari 200 meter, para wisatawan harus melewati sekitar 700-an anak tangga sepanjang 200 meter lebih. Banyak peziarah kaget dan tidak menyangka kalau panjang makam Syekh Mahmud mencapai 7 meter dengan batu nisan berwarna putih setinggi 1,5 meter berukir Arab kuno.

Bukti arkeologis ini menunjukkan kalau Syekh Mahmud adalah seorang pendatang yang telah lama bermukim di Barus. Batu nisan makam Syekh Mahmud bukan batu biasa yang digunakan oleh penduduk Barus, melainkan sejenis batu yang didatangkan dari India.

Syekh Mahmud merupakan penyebar Islam dari Hadramaut, Yaman, yang datang ke Barus sejak abad ke-7. Selain Papan Tinggi dan Mahligai, ada juga makam Makam Tuan Syekh Badan Batu. Makam ini disebut Makam Aulia 44 Negeri Barus terletak di atas bukit Desa Bukit Hasang, sekitar 2 kilometer dari Kota Barus.

 

Wajah berseri-seri para peserta Pelantara 9 saat tiba di atas bukit makam Syeikh Mahmud [Inakoran.com/Ina TV]

 

Seluruh makam ini menunjukkan fakta sejarah bahwa agama Islam telah ada di Barus sejak abad ke 7. Barus merupakan awal mula pintu masuknya Islam di Nusantara, jauh lebih tua dari era Wali Songo di Pulau Jawa.

 

Peserta Pelantara 9 mengabadikan momen kunjungan mereka di atas bukit Kilometer 0 Peradaban Islam Nusantara [Inakoran.com/Ina TV]

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengakui bahwa Barus merupakan kota Islam pertama dan tertua di Indonesia. Pada 24 Maret 2017 lalu bertepatan hari Jumat, Pemerintah RI meresmikan tugu titik nol pusat peradaban Islam Nusantara di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Sejumlah sumber menyebut, Syeik Mahmud berasal dari Yaman yang hendak melakukan pelayaran ke Samudera Pasai (Aceh). Namun di tengah pelayaran, kapal yang ia tumpangi salah arah dan terdampar di Barus.

Di Barus, Syaikh Mahmud tidak hanya berdakwah tetapi juga menjadi pedagang dan berbisnis komoditas kapur yang sangat terkenal sejak puluhan abad lalu, bahkan ada yang mengatakan jika kapur Barus ini sudah dikenal pada masa Firaun.

 

 

Namun, ada perkiraan lain tentang sosok ini. Disebutkan bahwa, Syeikh Mahmud kemungkinan orang asli Nusantara yang belajar ke sahabat Rasulullah Saw. Setelah ia menimba ilmu di Arab Saudi ia kembali ke Barus, dan menyebarkan ajaran Islam di sana.

Pada masanya Beliau sempat ditentang oleh Kerajaan Barus dalam penyebaran Islam di Nusantara hingga akhirnya beliau diasingkan ke Aceh Singkil. Walau begitu Beliau tetap menyebarkan Islam selama di Aceh Singkil hingga Agama Islam tersebar luas ke Nusantara.

Cerita tentang penyebaran Agama Islam oleh Tuan Syekh Mahmud terdengar oleh Kerajaan Barus, karena hal itu Raja Barus memanggil kembali Tuan Syekh Mahmud untuk kembali ke Barus.

Sejak saat itu pula sang Raja Barus memeluk Agama Islam dan mempersilahkan Syekh Mahmud untuk menyebarkan ajaran Agama Islam di Barus.

 

 

 

Hingga saat ini sejarah tentang seorang Wali yang ada di Barus ini masih terdengar. Saat ini banyak orang di Barus yang menganggap Beliau adalah nenek moyang mereka walaupun sebagian besar dari mereka beragama lain.

Terlepas dari soal asal-usul Syeik Mahmud, yang pasti saat ini komplek makamnya yang terletak di Papan Tinggi menjad salah satu objek wisata religi terkenal bagi masyarakat Sumatera Utara khususnua Tapanuli Tengah.

Simak Video InaTV jangan lupa "klik Subscribe and Like" kenangan itu bisa pergi dan takkan terulang, namun ruh dan eksistensinya  terus berlayar dari hati ke hati untuk bertemu dalam samudra internet of things (IoT)

KOMENTAR