PM Selandia Baru Minta Warganya Bersatu Melawan Kejahatan

Binsar

Saturday, 23-03-2019 | 10:54 am

MDN
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern mengajak warga negaranya bersatu melawan segala bentuk kejahatan yang mengganggu keamanan negara itu. [ist]

Wellington, Inako –

Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern mengajak warga negaranya bersatu melawan segala bentuk kejahatan yang mengganggu keamanan negara itu.

Ajakan itu ia sampaikan saat dirinya berada di antara 20.000 orang di Hagley Park, di depan masjid Al-Noor, di mana sebagian besar korban ditembaki pada salat Jumat pekan lalu. 

Adern menegaskan, penembakan tersebut sebagai serangan teror dan mengumumkan pelarangan senjata semi-otomatis dan senapan serbu.

“Selandia Baru berduka bersama kalian. Kita adalah satu,” kata Ardern pada pidato pendek dan diikuti mengheningkan cipta selama dua menit, dilansir Reuters. Padahal, muslim hanya 1% dari populasi rakyat Selandia Baru.

Ardern mendorong sebanyak mungkin warga Selandia Baru untuk meluangkan waktu berhenti sejenak dan merenung. “Saya tahu banyak warga Selandia Baru ingin menandai sepekan yang telah berlalu sejak serangan teroris dan mendukung komunitas muslim seiring mereka kembali ke masjid,” ajaknya.

Dia mengungkapkan, apa yang direnungkan selama pengheningan akan berbeda-beda.

“Semua orang harus melakukan apa yang terasa pas bagi mereka, di manapun mereka berada di rumah, di tempat kerja, di sekolah,” ujarnya.

Pada Jumat kemarin, Azan salat Jumat disiarkan langsung di seluruh Selandia Baru untuk memberikan semangat dan menunjukkan solidaritas untuk mengenang 50 orang yang ditembak mati di dua masjid sepekan lalu.

Selandia Baru menerapkan pengamanan superketat sejak serangan pembunuhan massal tersebut. Mereka juga menginvestigasi ancaman terhadap Ardern di Twitter. New Zealand Herald melaporkan unggahan Twitter yang menunjukkan foto senjata dan tulisan “Kamu adalah selanjutnya” dikirim kepada PM Ardern. Reuters tidak bisa memverifikasi laporan tersebut secara independen.

Tragedi Christchurch terjadi saat seorang warga Australia Brenton Tarrant (28), penganut ideologi supremasi kulit putih, melakukan penembakan membabi buta kepada umat yang sedang melaksanakan shalat di Masjid Al-Noor, pekan lalu.

Sebelumnya, ia telah didakwa melakukan pembunuhan dan sudah dihadapkan ke pengadilan. Dia akan kembali menghadap persidangan pada 5 April nanti.

Polisi mengatakan, Tarrant diperkirakan akan menghadapi lebih banyak dakwaan. Sebagian besar korban penembakan adalah migran dan pengungsi dari berbagai negara, seperti Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki, Somalia, Afghanistan, dan Bangladesh. 

“Kita patah hati, tetapi kita terluka. Kita bangkit, dan kita bersama. Kita memutuskan untuk tidak membiarkan siapa pun memecah belah kita,” kata Imam Gamal Fouda, kepada kerumunan warga di depan Masjid Al-Noor yang mengenakan kerudung sebagai dukungan bagi komunitas muslim yang sedang berduka. 
 

KOMENTAR