Presiden Afrika Selatan Akan Melonggarkan Penguncian Pada Awal Juni

Binsar

Monday, 25-05-2020 | 08:21 am

MDN
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa [ist]

Johannesburg, Inako

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Minggu (24/5) mengumumkan pelonggaran penguncian virus coronavirus di negara itu mulai 1 Juni yang akan memungkinkan sebagian besar aktivitas perekonomian negara itu bisa kembali beroperasi.

Perekonomian Afrika Selatan sebagian besar telah ditutup sejak akhir Maret, ketika pemerintah memberlakukan pembatasan ketat guna membendung penyebaran virus corona baru yang sejauh ini telah menginfeksi 22.583 orang dan menewaskan 429 orang.

 

Ramaphosa, yang telah berada di bawah tekanan dari partai-partai politik lawan dan berbagai industri untuk melonggarkan pembatasan, mengatakan setelah konsultasi dengan kabinet memutuskan untuk menurunkan status negara itu ke "tingkat tiga" dari lima tingkat sistem kuncian sebelumnya.

"Ini akan menghasilkan pembukaan ekonomi dan penghapusan sejumlah pembatasan pada pergerakan orang sambil secara signifikan memperluas ... intervensi kesehatan masyarakat kita," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (25/5).

 

Baca Juga: Atasi Dampak Coronavirus, IMF Gelontorkan Pinjaman $ 491,5 Juta Untuk Uganda

Baca Juga: Ekonomi Nigeria Alami Penyusutan 8,9% Akibat Pandemi Coronavirus

Baca Juga: Senegal Akan Membuka Kembali Rumah Ibadat dan Mengurangi Pembatasan Sosial di Saat Kasus Coronavirus Melonjak

 

Sebelumnya, Ramaphosa mendapat dukungan luas untuk melakukan penguncian ketat, yang membatasi sebagian besar orang untuk bepergian dari rumah mereka. Ia juga telah melarang penjualan alkohol dan rokok, yang belakangan dinilai berdampak pada peerekonomian yang menyusut dan sebagian besar masyarakat jatuh miskin.

Ramaphosa berharap dengan menurunkan status ke level tiga, ekonomi negara itu dapat kembali beroperasi, jam malam dan pembatasan olahraga di luar ruangan akan dicabut dan alkohol dapat dijual untuk konsumsi rumah.

 

Namun dia memperingatkan bahwa ini akan mengakibatkan lonjakan jumlah kasus, yang katanya hanya tertunda oleh langkah-langkah yang diambil sejauh ini dan memberikan negara kesempatan untuk membangun kapasitas kesehatan publiknya.

Setiap bagian negara itu, seperti kota besar Johannesburg dan Cape Town, dapat dikembalikan ke status darurat awal yang lebih ketat jika kenaikan kasus dan dampaknya pada sistem kesehatan menjadi terlalu parah, tambahnya.

KOMENTAR