Regulator Amerika Serikat Mengesahkan Pil Antivirus COVID-19 Oral Pertama

Binsar

Thursday, 23-12-2021 | 09:33 am

MDN
Regulator obat A.S. pada hari Rabu mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat untuk pil virus corona antivirus oral pertama, yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Pfizer Inc. [ist]

 

Jakarta, Inako

Regulator obat A.S. pada hari Rabu mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat untuk pil virus corona antivirus oral pertama, yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Pfizer Inc.

Pil, yang disebut Paxlovid, diizinkan untuk kasus virus corona ringan hingga sedang pada pasien berusia 12 tahun atau lebih yang menghadapi risiko tinggi penyakit parah, dan dapat diminum di rumah.

Perusahaan siap mengirimkan pasokan pengobatan yang terbatas, yang proses produksinya kompleks membutuhkan enam hingga delapan bulan untuk setiap batch.

"Semua orang setuju ini adalah antivirus yang sangat menjanjikan, karena itu kami ingin memastikan bahwa produksi ditingkatkan secepat mungkin," kata Jeff Zients, koordinator respons COVID-19 Gedung Putih, pada konferensi pers, beberapa jam lalu, seperti dilansir dari Kyodonews, Kamis (23/12).

Menyebut perawatan itu sebagai terapi "terobosan", Ketua dan CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan Paxlovid "akan mengubah cara kita menangani COVID-19, dan semoga membantu mengurangi beberapa tekanan signifikan yang dihadapi sistem perawatan kesehatan dan rumah sakit kita.

Paxlovid dirancang untuk mencegah replikasi virus. Ini diberikan sebagai satu set tiga pil, untuk diminum dua kali sehari selama rentang lima hari.

Pengobatan dengan pil, yang hanya akan tersedia dengan resep dokter, harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis COVID-19 dan dalam waktu lima hari setelah gejala berkembang, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS. Disebutkan bahwa Paxlovid tidak disetujui untuk mencegah COVID-19 dan juga tidak akan menggantikan vaksinasi.

 

ilustrasi [ist]

 

Pfizer mengatakan dalam siaran pers bahwa pihaknya siap untuk memulai pengiriman segera di Amerika Serikat, sesuai dengan perjanjiannya dengan pemerintah AS untuk memasok 10 juta kursus perawatan antara tahun 2021 dan 2022.

Itu juga menaikkan proyeksi produksinya untuk tahun depan dari 80 juta menjadi 120 juta program pengobatan.

Awal bulan ini, Pfizer mengatakan pil eksperimental telah menunjukkan hampir 90 persen kemanjuran dalam mencegah rawat inap atau kematian pada pasien berisiko tinggi, mengutip hasil studi akhir.

Orang dengan diabetes dan penyakit jantung termasuk di antara mereka yang dianggap berisiko tinggi sakit parah akibat COVID-19.

KOMENTAR