Rizal Ramli Cium Ada Pemburu Rente Dibalik Impor Beras

Inakoran

Tuesday, 08-05-2018 | 01:17 am

MDN
Rizal Ramli [ist]

Jakarta, Inako

Pengamat ekonomi Rizal Ramli, mengatakan kebijakan pemerintah membuka keran impor beras sekitar 500.000 ton dan juga sejumlah komoditas pangan lain pada awal tahun 2018 seharusnya melihat waktunya.

Rizal menilai, kebijakan impor di awal tahun bukan waktu yang tepat. "Kalau perlu banget, saya tidak keberatan impor, tapi timing-nya diatur. Saat paceklik baru impor," ujar Rizal, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Rizal, pemerintah justru mengimpor komoditas pangan saat petani lokal justru tengah memanen. Kebijakan itu, tentu menyebabkan harga anjlok dan merugikan para petani," tambahnya.

Ia mencontohkan kejadian di Brebes beberapa bulan lalu. Pemerintah memutuskan impor bawang justru ketika menjelang masa panen. Alhasil, harga bawang anjlok. Kemudian, saat panen selesai, impor malah berkurang, sehingga harga naik sekitar Rp 10.000.

Hal yang sama terjadi dalam kebijakan impor gula saat panen tebu, dan impor beras justru menjelang panen pada kuartal pertama tahun 2018 ini.

"Kalau impor karena cuaca dan lain-lain saya setuju, tapi tidak kalau kelangkaan ada dengan alasan dibuat-buat," ujarnya.

Mantan Menko Kemaritiman ini menilai ada pihak yang mengambil keuntungan dari impor bahan pangan. Ia menghitung harga pangan yang diimpor ke Indonesia dua kali lipat lebih mahal dibandingkan harga pangan di negara lain.

"Pihak yang memperoleh kuota impor pangan tentu mendapat untung besar. Jadi, kemungkinan ada pihak-pihak yang sedang mencari dana," tegasnya.

Baca juga : 

 

 


 


Pemerintah akan Impor Beras dari Thailand dan Vietnam Akhir Bulan

Wapres Jamin Impor Beras Tidak Mengganggu Harga Jual Petani

Rizal Ramli Mengkritisi Rencana Menkeu Belanja APBN Pakai Kartu Kredit

 

 

 

 

 

 

 

 

KOMENTAR