Shutdown Pemerintah AS Tidak Ganggu Perdagangan AS-Indonesia

Inakoran

Monday, 22-01-2018 | 11:01 am

MDN
Kondisi ekspor dan impor di pelabuhan [ist]

Jakarta, Inako

Shutdown pemerintah Amerika Serikat diperkirakan tidak akan berdampak besar terhadap ekonomi Indonesia. Pasalnya, kebijakan shutdown hanya menutup pelayanan publik di AS dan berpengaruh kepada perdagangan luar negeri.

Menurut Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, shutdown (penghentian layanan publik) pemerintah AS  hanya menyebabkan tutupnya pelayanan publik sehingga tidak berdampak apapun. Sementara itu, shutdown tidak berlaku di imigrasi, bea dan cukai, dan kegiatan perdagangan luar negeri. “Jadi shutdown itu tidak mengganggu ekspor Indonesia ke AS,” kata Lana di Jakarta, Minggu (21/1/2018)

Ia mengatakan,  shutdown tersebut direspons oleh Bank Sentral AS (The Fed) melalui pembelian obligasi untuk menambah jumlah uang yang beredar. Tujuannya, agar likuiditas tidak ketat. Hal ini pula yang akan menjadi pertimbangan The Fed untuk tidak menaikkan bunga acuan secara tajam.

"Jika shutdown berlangsung dua hingga tiga bulan, bisa saja kemungkinan kenaikan bunga The Fed pada Maret tidak terjadi," papar Lana.

Dari sisi kurs rupiah, lanjut Lana, shutdown biasanya membuat dollar AS melemah sehingga rupiah berpotensi menguat. Lana memperkirakan, ada potensi penguatan nilai tukar rupiah ke level Rp 13.350-Rp 13.400 selama masa shutdown.

Meski begitu, ia juga melihat shutdown itu menjadi sentimen di pasar obligasi. Jika pasar menganggap shutdown akan berlangsung lama maka bunga obligasi AS akan meningkat. Hal ini bisa menaikkan bunga obligasi Indonesia.

KOMENTAR