Sosial Distancing Mencuri Kata WHO dan Berjubelnya Penumpang Kereta Senin 23 Maret20
Jakarta, Inako
Supaya terlihat kereen abesss kata Lockdown demikian Social Distancing berbusa-busa dari pemegang kuasa sejak dua minggu terkahir. Kata ini awalnya disemburkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Badan dunia yang telah 72 tahun berkiprah untuk manusia sakit di muka bumi berharap, dua tindakan yang diambil akan sedikit terhempas virus corona dari perburuannya terhadap masyarakat dunia, entah pejabat, entah komunitas WhatsApp grup, facebook dan segala rupa model aplikasi yang mewabah dan mencakup manusia. Nyatanya?
Kondisi demikian memicu Rudi S Kamri, Pengamat masalah Sosial ekonomi dan Politik negeri ini bersuara lantang dan membuat surat terbuka untuk Pemprov DKI
Kepada Yth.
Gubernur DKI Jakarta
Di
Jakarta
Perihal: Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Jakarta
Yang terhormat Saudara Gubernur,
Dengan banyaknya blunder kebijakan yang kontra produktif terhadap upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Jakarta, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya sampaikan:
1. Apakah Saudara tidak punya anak buah dan tenaga ahli yang sedikit saja punya kecerdasan mendekati standar dalam melakukan tindakan antisipasi pencegahan penyebaran Covid-19 di Jakarta? Setelah blunder besar pembatasan transportasi publik yang menyebabkan kerumunan massa, sekarang Saudara mengadakan operasi pasar yang juga memancing kerumunan massa.
2. Apakah Saudara tidak bisa sedikit saja menurunkan ego dan nafsu berkuasa dengan cara mau belajar dari kepala daerah lain seperti Ibu Tririsma Harini Walikota Surabaya dalam menjaga kota dari paparan Covid-19? Di Surabaya dibagikan masker gratis secara terukur dengan tetap menjaga "social distancing" dan di sepanjang jalan banyak di jumpai hand sanitizer yang bisa digunakan masyarakat secara gratis. Beberapa hari lalu diadakan penyemprotan disinfektan ke area publik dan jalanan. Sedang di Jakarta, kami hanya menjumpai spanduk mencegah corona dengan wajah anda nongol. Tidak bisakah saudara mau menahan diri untuk tidak banci tampil di depan publik?
3. Saudara hanya gubernur, bukan menteri apalagi Presiden. Tidak bisakah Saudara tunduk dan patuh terhadap semua arahan Presiden dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19? Kalau tidak bisa, lebih baik Saudara angkat bendera putih dan mengundurkan diri dari jabatan Gubernur. Saya dan warga Jakarta tidak bisa menyerahkan nasib kami pada Gubernur yang tidak kualified. Saat ini tingkat paparan Covid-19 di Jakarta setiap hari meningkat tajam. Untuk itu kita perlu pemimpin yang cerdas dan tulus melayani rakyat, bukan sekedar mencari panggung.
4. Saudara yakin masih waras? Kalau masih waras mengapa selalu membuat kebijakan konyol dan blunder yang terus berulang-ulang ?
Salam Indonesia Cerdas,
Rudi S Kamri
Warga Jakarta
22032020
Bejubelnya penumpang KA Jakarta- Bogor pada Senin (23/3/20)
Ini penamapakkanya
Kenyataan Ketiga, diyakini akan terus berlanjut ...
KOMENTAR