Strategi Investasi Hermanto Tanako di Sektor Perbankan

Sifi Masdi

Wednesday, 10-07-2024 | 14:56 pm

MDN
Konglomerat Hermanto Tanako [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Langkah-langkah strategis yang diambil oleh para konglomerat sering kali menarik perhatian dalam dunia bisnis yang dinamsi. Salah satu figur yang menjadi sorotan baru-baru ini adalah Konglomerat Hermanto Tanoko, yang dikenal dengan kepiawaiannya dalam berinvestasi di sektor perbankan.

 

Setelah melepaskan sahamnya di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN), Hermanto Tanoko kini mengalihkan pandangannya ke dua bank besar di Indonesia: PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI). Kedua bank ini dikenal sebagai pemain utama dalam industri perbankan nasional dan memiliki valuasi yang menarik bagi investor.

 

“BBNI memiliki valuasi yang paling menarik di antara big four,” ujar Hermanto Tanoko, menunjukkan kepercayaannya pada potensi bank tersebut. “Dan BBRI, meskipun mengalami penurunan, tetap menjadi salah satu favorit saya,” tambahnya saat diwawancarai di Gedung Bursa Efek Indonesia.

 



 

BACA JUGA: 

Rupiah Kembali Loyo: Bergerak di Posisi Rp 16.289/USD

Rekomendasi Saham Pilihan : 10 Juli 2024 

BEJ Pantau Anomali Pergerakan Saham WIKA yang Naik Kencang 

Rekomendasi Saham Pilihan: BCA, Bank Mandiri, dan BRI

 


 

Pernyataan Hermanto ini muncul setelah ia tidak lagi tercatat sebagai salah satu dari 20 pemegang saham terbesar BDMN pada Mei 2024, sebuah posisi yang sebelumnya ia pegang pada Desember 2023.

 

 

 

Namun, hingga Februari 2024, ia berhasil meningkatkan peringkatnya menjadi pemegang saham terbesar ke-12, seiring dengan pengurangan porsi kepemilikan oleh Reksa Dana Insight Infra Development.

 

Perubahan strategi investasi Hermanto Tanoko ini menimbulkan spekulasi di pasar. Pada Maret 2024, namanya menghilang dari daftar pemegang saham BDMN, dan posisinya digantikan oleh HSBC Broking Securities (Asia).

 

Ketika dikonfirmasi, Hermanto, yang juga menjabat sebagai Presiden Komisioner PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), membenarkan bahwa ia sedang melakukan pengalihan saham.

 

“Saya melihat adanya tekanan di sektor keuangan, sehingga saya memutuskan untuk beralih ke saham sektor energi,” ungkap Hermanto. Keputusan ini menunjukkan kecerdasan dan adaptasi Hermanto dalam menghadapi fluktuasi pasar.

 

Dengan pengalaman dan rekam jejak Hermanto Tanoko, banyak yang menantikan hasil dari langkah terbarunya ini. Apakah strategi diversifikasi portofolio ke sektor energi akan membawa hasil yang sama mengesankannya seperti investasi sebelumnya? Waktu akan menjawab.



 

KOMENTAR