Rekomendasi Saham Pilihan: BCA, Bank Mandiri, dan BRI

Sifi Masdi

Monday, 08-07-2024 | 11:10 am

MDN
Pergerakan Saham BCA dalam perdagangan Senin (8/7/2024) [inakoran]

 


 

 

Jakarta, Inakoran

Dalam sepekan perdagangan dari 1 Juli 2024 hingga 5 Juli 2024, saham-saham bank besar dengan modal inti (KBMI) IV, seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), menunjukkan kinerja yang mengesankan.

 

Menurut data dari RTI Business, harga saham BBCA naik sebesar 1,27% pada perdagangan akhir pekan, Jumat (5/7/2024), ditutup di level Rp9.950. Secara keseluruhan dalam sepekan, saham BBCA mengalami kenaikan 0,25%.

 

Sementara itu, saham BMRI naik 2,8% ke level Rp6.425 per lembar pada perdagangan akhir pekan dan mencatatkan peningkatan 4,47% dalam sepekan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 4,35% dalam sepekan, mencapai level Rp4.800.

 

Selain itu, harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 0,86% dalam sepekan, mencapai level Rp4.700.

 


 

BACA JUGA: 

Nasib Rupiah di Tengah Melambatnya Ekonomi AS 

Pemerintah Ajukan PMN Sebesar Rp 6,1 Triliun untuk Pembiayaan 4 BUMN dan Bank Tanah 

Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini: 5 Juli 2024

Menko PMK Nilai Inovasi Pelayanan Haji Sukses

 


 

Saham bank-bank besar ini banyak diborong oleh investor asing dalam sepekan perdagangan. Misalnya, BBCA mencatatkan nilai beli asing (net foreign buy) sebesar Rp1,35 triliun dalam sepekan terakhir. Net foreign buy BBRI dan BMRI masing-masing mencapai Rp1,04 triliun dan Rp625,35 miliar dalam periode yang sama.

 

 

 

Pertumbuhan Laba

Kinerja harga saham yang baik ini sejalan dengan pertumbuhan laba yang terus meningkat. Sebagai contoh, BRI mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 8,83% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp21,9 triliun per Mei 2024. Laba BCA naik 11,65% yoy menjadi Rp21,63 triliun hingga Mei 2024, sementara BMRI mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 6,4% yoy menjadi Rp19,62 triliun. Laba BNI juga meningkat 1,51% yoy menjadi Rp8,56 triliun hingga Mei 2024.

 

Menurut Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA, kinerja laba yang baik ini didukung oleh pertumbuhan kredit yang kuat. Per Mei 2024, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 15,91% yoy menjadi Rp826,72 triliun. Vera menambahkan bahwa BCA berusaha menjaga pertumbuhan kredit di level 15% pada kuartal II/2024.

 

Sementara Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengungkapkan bahwa kenaikan harga saham bank-bank besar ini didorong oleh sentimen proyeksi penurunan suku bunga The Fed. Penurunan suku bunga ini memberikan stimulus positif bagi saham-saham perbankan.

 

"Ini on the right track, ada pelonggaran dan ada stimulus positif ke saham-saham perbankan," kata Nafan.

 

Ia menambahkan bahwa Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan mengikuti kebijakan pelonggaran moneter yang dilakukan oleh The Fed.

 

"BI bisa dua kali longgarkan kebijakan, dibanding The Fed, dan ini mampu mendorong likuiditas di perbankan. Secara seasonal, kredit juga tumbuh dobel digit apalagi semester kedua," katanya.

 

Rekomendasi Saham

Analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman, menilai bahwa saham bank-bank besar masih berperingkat overweight. "BMRI dan BBCA sebagai pilihan utama kami," kata Prasetya dan Brandon dalam riset mereka.

 

Menurut kedua analis tersebut, bank-bank besar ini memiliki rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang tinggi. Dengan kondisi ini, bank-bank besar dapat terus menikmati biaya dana yang lebih rendah di tengah kondisi likuiditas yang semakin ketat.

 

Dengan berbagai faktor positif tersebut, saham-saham bank besar seperti BBCA, BMRI, dan BBRI menjadi pilihan investasi yang menarik untuk dipertimbangkan.

 

Dislaimer:

Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.

 

KOMENTAR