Surat Terbuka Untuk H. Supendi (Menghapus jejak angan politik)

Oleh. : Adlan Daie
Pemerhati dan peneliti politik elektoral Indramayu.
Jakarta, Inako
Di tengah status kedaruratan negara akibat wabah Covid 19 yang mewabah nyaris sistemik di negara kita tercinta, Indonesia, tiba tiba terlintas di benakku bayangan wajah H. Supendi, sahabatku, mengutip lirik puisi Chairil Anwar, yang kini terhempas dan terbuang dari peta panggung politik Indramayu, memaksaku menulis surat terbuka ini se kurang kurangnya sedikit melipur lara ibarat embun sejenak menghapus jejak nestapa dan lara mu di ruang ukuran kecil tanpa kau kuasa menolaknya di seberang sana.
BACA JUGA: Problem dan Kepuasan Publik Indramayu Dalam Survey
Tentu surat terbuka ini bukan seperti surat surat R A. Kartini yang dihimpun H.J Abendanon dalam buku "Habis Gelap Terbitlah Terang",. bukan pula surat menyurat antara bung Karno dan A. Hasan tentang Islam progresif, salah satu sub judul dalam buku bung Karno "Di Bawah Bendera Revolusi", melainkan sekedar surat cinta dituangkan secara terbuka, sebuah cara titip rindu seorang sabahat lama tak bermuwajahah secara fisik dan kini makin jauh dari jangkauan untuk menjumpainya.
Dalam pandanganku sebagai Ketua Partai Golkar Indramayu sungguh kau sangat berhasil. Bukan saja mampu mempertahankan basis elektoral Partai Golkar bahkan memberi insentif elektoral hingga menaikkan raihan kursi dari 19 kursi menjadi 22 kursi. Bukan saja karena kontestasi antar partai berlangsung keras dan ketat, lebih dari itu, karena Partai Golkar saat itu secara struktural di puncak atasnya tidak kondusif tengah mengalami turbulensi konflik berkepanjangan dan berkait dengan citra para elite nya terpapar virus korupsi yang di blow up di sejumlah media secara viral.
BACA JUGA: H. Dedi Wahidi Dan panggilan Ibu Pertiwi (Bag. II)
Itulah prestasimu memimpin Partai Golkar Indramayu. Sebagai ketua partai, haruslah diapresiasi.bahwa engkaulah paling berkeringat dan paling berjasa menaikkan raihan elektoral Partai Golkar sebagaimana engkau akan dituding paling tidak bertanggungjawab manakala partai yang engkau pimpin mengalam defisit dan penurunan elektoral. Varian varian lain yang mendukung suksesmu memimpin Partai Golkar hanyalah ibarat para pemeran pembantu dalam sebuah opera politik tidak seberat beban yang dipikul di pundakmu jika terjadi kegagalan.
Kini engkau tidak menikmati kesuksesanmu itu kecuali mendekam di bilik ukuran kecil di ruang sana. Pengorbananmu memimpin Partai Golkar di kemudian hari terkuak dalam kesaksian mu di pengadilan Tipikor Bandung ternyata hingga menjaminkan asset pribadimu dan keluarga dekatmu untuk mendapatkan pinjaman dua milyar rupiah di sebuah Bank Perkreditan Rakyat jelang pemilu legislatif 2019. Sebuah kenangan pahit dalam hidupmu dan coba dihapus jejak angan politik mu dalam perebutan kendaraan Partai Golkar dalam kontestasi pilkada yang diundur hingga tahun 2021.
Sahabatku H. Supendi, saat engkau sedang terhempas dan terbuang, mungkin tertindih dalam sunyi sepi sendiri, sengaja kutulis surat terbuka ini, mudah mudahan tersisa ruang waktu untukmu membacanya dalam lirih gumam yang perih untuk mengingatkanmu tidak larut dalam duka nestapa penyesalan tak bertepi. Mengutip.lirik lagu Dewa 19 yang hit era tahun 1995, semoga surat terbuka ini sedikit bisa membawamu kembali membasuh perih batin jiwamu dan menghidupkan jujur hatimu saat dusta mengalir. Percayalah tidak ada dusta yang abadi sebagaimana tidak ada penyesalan dan kejayaan yang abadi pula.
BACA JUGA :Pahami Social Distancing, Tapi Tak Mudah Praktekkannya
Menutup surat terbuka ini aku kutip untukmu mutiara hikmah dari Ibnu Athaillah dalam kitabnya "Al Hikam" bahwa selalu ada cara Tuhan untuk mengingatkanmu, tentu termasuk aku, sabahatmu, dibalik setiap peristiwa sepahit apapun pastilah terkandung mutiara hikmah untuk engkau petik di hari harimu ke depan. Setidaknya inilah cara Tuhan untuk melepaskanmu dari jerat politik rentenir yang mengikatmu erat erat selama engkau di panggung politik kekuasaan. Kekuasaan memang candu bagi siapa pun yang rakus dan berpanjang panjang untuk memeluknya erat erat.
Semoga Tuhan selalu memelukmu dengan cinta dan tak lupa sisipkanlah dalam doa-doamu agar wabah covid 19 segera berakhir dan bersama sama menyambut Ramadlan penuh kehangatan cinta, menghapus jejak dusta dalam putaran waktu mu, waktu kita semua, yang telah lalu. Amiiin.
#Bergerak Bersama Lawan Corona
TAG#ADLAN DAIE, #INDRAMAYU, #PILKADA20
200692455

KOMENTAR