Tak Kuat Hadapi Persaingan, Bisnis Makanan di AS Berguguran
Jakarta, Inako
Meredupnya bisnis ritel gara-gara kehadiran belanja online saat ini, ternyata berdampak juga pada ritel makanan dan minuman.
Saat ini restoran cepat saji asal Amerika Serikat, Subway, menutup gerainya secara masif.
Seperti yang dirilis USA Today, Kamis (26/4/2018), bisnis yang didirikan oleh Fred DeLuca dan Peter Buck pada 1965, menutup 500 gerainya di seluruh penjuru AS dan bersiap gulung tikar.
Padahal, pada 2017, gerai Subway di Amerika Serikat juga telah menyusut sedikitnya 900 cabang. Jumlah toko tutup tersebut 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
Kian ketatnya persaingan bisnis makanan diyakini berdampak pada eksistensi bisnis Subway. Sejumlah pesaing terdekat, misalnya McDonald’s terus menunjukkan kedigdayaannya dan membuat Subway terjungkal.
“Menyambut beberapa dekade ke depan, kami bakal mengoperasikan gerai yang lebih kecil namun peluang labanya besar. Kami juga akan menggarap lebih agresif pasar di luar Amerika Serikat,” demikian pernyataan resmi pihak Subway.
Chief Executive Officer Subway Suzanne Greco telah memastikan Amerika Serikat bukan lagi pasar utama mereka. Pada masa mendatang, Subway merencanakan pembukaan 1.000 gerai di sejumlah negara, antara lain Meksiko, Inggris, Jerman, Korea Selatan, India, dan China.
Menurut Bob Phibbs, analis The Retail Doctor, tumbangnya 500 gerai Subway amat lumrah. “Masyarakat tak lagi suka dengan apa yang ditawarkan Subway. Karena itulah, mereka terus menutup gerainya dan kini berupaya meraih simpati internasional,” cetus Bob.
TAG#Restoran, #Amerika Serikat
182204339
KOMENTAR