Teka-teki Pendamping Anies: Siapa yang Rela Mengalah Demi Tercapainya Kata Sepakat?

Timoteus Duang

Tuesday, 25-10-2022 | 16:44 pm

MDN
Agus Harimurti Yudhoyono bertemu Surya Paloh dalam acara resepsi pernikahan putri Anies Baswedan.

 

JAKARTA, INAKORAN.COM

Meski sudah cukup lama melakukan penjajakan, Partai Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum mencapai kata sepakat untuk membentuk poros koalisi.

 

Salah satu penyebabnya adalah belum ada kepastian tokoh siapa yang akan ditunjuk sebagai cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan yang telah terlebih dahulu dideklarasikan Nasdem.

Belum ada kata sepakat antarketiga partai tentang siapakah yang akan diusung mendampingi Anies. Nasdem menginginkan agar cawapres berasal dari luar koalisi, sedangkan demokrat dan PKS bersikukuh kader merekalah yang diusung.

“Partai Nasdem juga memiliki pandangan bahwa sebaiknya kita ambil (cawapres) dari luar partai koalisi,” ungkap Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali pada Selasa (18/10/2022) lalu.

 


Baca juga

Momen Bharada E Bersimpuh di Depan Orang Tua Brigadir Yosua


 

Menurut Ali, Nasdem tidak ingin capres dan cawapres yang diusung harus terpaku pada para kader partai koalisi. Sebab sosok lain di luar partai juga punya kemampuan yang memadai untuk kemudian diusung.

"Artinya apa, kita ingin mengatakan, tidak selamanya kader partai politik seperti dikatakan ketua-ketua umum partai yang berhak maju sebagai presiden itu harus dari politik kan? Padahal di sisi lain banyak ada profesi di masyarakat di luar partai politik yang tidak kalah hebat integritas diri mereka.”

Kemauan Nasdem itu jelas tidak sejalan dengan Demokrat yang menginginkan agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diusung dan juga dengan PKS yang mencalonkan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

 


Baca juga

Olla Ramlan Masuk Kandidat 100 Perempuan Tercantik di Dunia


 

“Hasil berbagai lembaga survei dan jajak pendapat yang dilakukan oleh berbagai pihak, bahwa pasangan Anies-AHY memiliki elektabilitas tertinggi dan paling diharapkan oleh masyarakat untuk aspirasi perubahan dan perbaikan," ungkap Deputi Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani pada Minggu (23/10/2022).

Sementara itu, PKS menegaskan bahwa tidak adil jika mengusung calon di luar koalisi jika partai koalisi memiliki kader potensial untuk dicalonkan. Salah satu kader potensial yang dimaksud adalah Ahmad Heryawan.

"Karena tidak adil buat parpol yang punya kader yang bagus, yang berkualitas, tiba-tiba disyaratkan enggak boleh maju sebagai cawapres. Enggak adil dong," ujar Juru Bicara PKS Muhammad Kholid di Jakarta pada Minggu (23/10/2022).

"Nanti kita simulasikan mana yang paling bagus kapasitas untuk menangnya, kapasitas untuk mengelola pemerintahannya, kapasitas untuk menyatukan tim ini sebagai suatu kesatuan yang solid, menyatukan bangsa Indonesia biar enggak ada polarisasi," Tambah Kholid.

 

KOMENTAR