Trump Terapkan Tarif 25%, Harga Minyak Langsung Terbang

Sifi Masdi

Monday, 10-02-2025 | 13:27 pm

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan tipis pada perdagangan Senin (10/2) menyusul eskalasi perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kenaikan ini terjadi setelah Trump mengumumkan rencana penerapan tarif impor sebesar 25% untuk baja dan aluminium, yang dikhawatirkan akan berdampak negatif pada perekonomian global.

 

Berdasarkan data Reuters, harga minyak mentah Brent naik 40 sen atau 0,5% menjadi US75,06 perbarel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami kenaikan sebesar 38 sen atau 0,575,06 perbarel.

 

Meskipun demikian, pasar minyak global telah mencatat penurunan mingguan ketiga berturut-turut akibat kekhawatiran akan dampak perang dagang yang semakin meluas.

 

Kebijakan tarif impor Trump kali ini menyasar semua impor baja dan aluminium ke AS, yang dianggap sebagai langkah eskalatif dalam upayanya mengubah kebijakan perdagangan AS.

 


BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan: Senin (10/2/2025)

Harga Minyak Dunia Naik Tipis: Jumat (7/2/2025)

Harga Minyak Dunia Kembali Turun: Rabu (5/2/2025)


 

Sebelumnya, Trump telah mengumumkan tarif serupa untuk Kanada, Meksiko, dan China. Namun, dalam perkembangan terakhir, AS memutuskan untuk menangguhkan penerapan tarif baru terhadap Kanada dan Meksiko.

 

Tony Sycamore, analis dari IG yang berbasis di Sydney, menyatakan bahwa pasar telah menyadari bahwa berita tentang tarif impor kemungkinan akan terus mendominasi dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Hal ini menambah ketidakpastian di pasar global, terutama di sektor energi.

 

China, sebagai salah satu mitra dagang utama AS, telah menyiapkan tarif balasan yang mulai berlaku pada hari yang sama. Tidak ada tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi antara Beijing dan Washington, yang semakin memperburuk ketegangan perdagangan global. Kebijakan tarif ini tidak hanya memengaruhi sektor baja dan aluminium, tetapi juga berdampak pada pasar minyak dan gas.

 

Pedagang minyak dan gas kini mencari keringanan dari Beijing terkait impor minyak mentah dan gas alam cair (LNG) dari AS. Ketegangan perdagangan antara kedua negara telah menciptakan ketidakpastian yang signifikan, terutama bagi pelaku pasar energi.

 

Selain perang dagang, Trump juga menyoroti perkembangan diplomasi dengan Rusia. Pada Minggu (9/2), Trump mengklaim bahwa AS telah membuat kemajuan dengan Rusia dalam upaya mengakhiri konflik di Ukraina. Namun, ia menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang komunikasi yang dilakukan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

 

 

 

KOMENTAR