Harga Minyak Dunia Kembali Turun: Rabu (5/2/2025)

Sifi Masdi

Wednesday, 05-02-2025 | 14:28 pm

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan Rabu, 5 Februari 2025, di tengah reaksi investor terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan oleh China terhadap impor energi dari Amerika Serikat (AS). Meskipun ada faktor negatif yang mempengaruhi pasar, pernyataan baru dari Presiden Donald Trump terkait ekspor minyak mentah Iran memberikan sedikit penahan bagi penurunan harga lebih lanjut.

 

Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent mengalami penurunan sebesar 18 sen, atau 0,24 persen, menjadi US$76,02 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari AS juga mencatatkan penurunan, meski lebih ringan, yakni turun 9 sen atau 0,12 persen menjadi US$72,61 per barel. Penurunan ini terjadi setelah harga WTI sempat merosot tajam sebesar 3 persen pada hari Selasa, 4 Februari, mencapai titik terendah sejak 31 Desember 2024.

 

Penurunan harga minyak WTI pada awal pekan ini dipicu oleh pengumuman China mengenai tarif pada impor minyak, gas alam cair, dan batu bara dari AS. Langkah ini merupakan balasan terhadap pungutan yang dikenakan oleh AS terhadap produk-produk China, yang memicu ketegangan perdagangan antara kedua negara.

 


BACA JUGA:

Harga Emas Antam Naik Rp 13.000: Rabu (5/2/2025)

Prospek Saham GOTO Pasca Isu Merger dengan Grab

Harga Minyak Terkoreksi: Imbas Trump Tunda Penetapan Tarif untuk Meksiko

Harga Minyak Dunia Naik: Dampak Penetapan Tarif Donald Trump


 

Namun, setelah pernyataan dari Trump mengenai penerapan kembali kampanye 'tekanan maksimum' terhadap Iran, yang bertujuan untuk membatasi program nuklir negara tersebut, harga minyak mulai stabil. Kebijakan ini telah terbukti efektif pada masa jabatan Trump sebelumnya, yang berhasil mengurangi ekspor minyak mentah Iran hingga nol.

 

Analis di Goldman Sachs menilai bahwa dampak dari tarif pembalasan yang diberlakukan China tidak akan terlalu signifikan terhadap harga energi global. "Pasokan dan permintaan global untuk komoditas ini tidak terpengaruh oleh tarif yang dikenakan," ungkap analis tersebut.

 

Salah satu faktor yang turut menekan harga adalah meningkatnya persediaan minyak mentah dan bahan bakar di AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia.

 

Menurut data dari American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah AS meningkat sebesar 5,03 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 31 Januari. Selain itu, inventaris bensin juga mengalami kenaikan sebesar 5,43 juta barel, sementara stok sulingan mengalami penurunan sebesar 6,98 juta barel.

 


 

 

 

 

KOMENTAR