Harga Minyak Terkoreksi: Imbas Trump Tunda Penetapan Tarif untuk Meksiko

Sifi Masdi

Tuesday, 04-02-2025 | 10:54 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak mengalami penurunan pada perdagangan Selasa pagi, 4 Februari 2025, di tengah keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda penetapan tarif dagang terhadap Meksiko.

 

Keputusan ini berdampak langsung pada pasar minyak, dengan harga West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2025 tercatat pada level US$ 72,37 per barel, mengalami penurunan sebesar 1,07% dari harga sebelumnya yang mencapai US$ 73,16 per barel.

 

Pergerakan harga minyak yang terkoreksi ini tidak terlepas dari keputusan Trump untuk menunda pemberlakuan tarif dagang terhadap Meksiko selama sebulan.

 

Hal ini memberikan dampak positif bagi pasar, mengingat ketegangan perdagangan yang terus berlangsung dapat memicu volatilitas di pasar minyak. Penundaan tersebut memberi harapan bahwa hubungan perdagangan antara kedua negara dapat berlanjut tanpa hambatan yang lebih besar, setidaknya untuk sementara waktu.

 


BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan:Selasa (4/2/2025)

Harga Emas Antam Melonjak Rp 29.000 : Selasa (4/2/2025)

Trump Tetapkan Tarif Impor Tinggi Untuk Kanada, Tiongkok dan Meksiko


 

Namun, di saat yang sama, Trump juga mempertimbangkan untuk menerapkan tarif impor minyak yang mulai berlaku pada 18 Februari, dengan pengecualian tarif yang lebih rendah untuk Kanada. Keputusan ini dapat menciptakan ketidakpastian di pasar energi, yang telah menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan.

 

Analis Barclays, Amarpreet Singh, memberikan pandangan bahwa tarif impor energi Kanada mungkin akan lebih mengganggu pasar energi domestik dibandingkan dengan tarif yang direncanakan untuk Meksiko. Hal ini berpotensi kontraproduktif terhadap tujuan utama Trump untuk menurunkan biaya energi di Amerika Serikat. Ketidakpastian mengenai tarif ini dapat membuat pelaku pasar lebih berhati-hati dalam merespons fluktuasi harga minyak.

 

Sementara itu, pejabat Federal Reserve Boston, Susan Collins, menyoroti bahwa jenis tarif yang diumumkan oleh pemerintahan Trump dapat meningkatkan inflasi. Peningkatan inflasi ini dapat mendorong Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebagai upaya untuk menstabilkan harga. Kenaikan suku bunga pada gilirannya dapat mengurangi permintaan energi, karena biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.

 

Sumber dari industri minyak menyatakan bahwa penerapan tarif dapat meningkatkan biaya untuk jenis minyak mentah yang lebih berat, yang sangat diperlukan oleh kilang-kilang minyak AS untuk produksi optimal. Kenaikan biaya ini dapat memengaruhi margin keuntungan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor energi, serta berdampak pada harga bahan bakar bagi konsumen.

 

Selain itu, fluktuasi harga minyak dapat memengaruhi keputusan investasi di sektor energi. Investor mungkin menjadi lebih skeptis terhadap prospek pertumbuhan di sektor ini, yang pada akhirnya dapat mengurangi investasi yang diperlukan untuk menjaga pasokan energi yang stabil di masa depan.

 

 


 

KOMENTAR