Harga Emas Dunia Menguat Lagi: The Fed Terbelah Soal Arah Suku Bunga

Sifi Masdi

Thursday, 20-11-2025 | 09:32 am

MDN
Ilustrasi emas batangan [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga emas kembali melanjutkan tren penguatannya pada awal perdagangan Kamis (20/11/2025). Momentum positif ini terjadi setelah rilis risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang memberikan gambaran bahwa para pejabat bank sentral masih terpecah terkait arah suku bunga.

 

Data Bloomberg mencatat, harga emas spot naik 0,27% atau 10,62 poin ke level US$4.088,6 per troy ounce pada pukul 06.34 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Comex Amerika Serikat menguat 0,13% menjadi US$4.088,3 per troy ounce.

 

Kenaikan ini memperpanjang reli penguatan pada sesi sebelumnya, didorong oleh meningkatnya ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter AS.

 

Dalam risalah Federal Open Market Committee (FOMC) untuk pertemuan 28–29 Oktober 2025, terlihat jelas bahwa para pejabat The Fed tidak satu suara terkait keputusan pemangkasan suku bunga bulan lalu.

 

Sebagian pejabat memperingatkan bahwa pemangkasan terlalu cepat dapat menghambat upaya menurunkan inflasi, yang telah bertahan di atas target 2% selama lebih dari 4,5 tahun. Kekhawatiran ini membuat ruang kebijakan menjadi semakin sensitif terhadap data ekonomi yang akan datang.

 


BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan: Kamis (20/11/2025)

Harga Emas Antam di Pegadaian Turun Rp32.000 Per Gram: Rabu (19/11/ 2025

Harga Emas Dunia Kembali Terkoreksi: Selasa (18/11/2025)


 

Ketua The Fed Jerome Powell pun menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga pada pertemuan 9–10 Desember 2025 belum dapat dianggap pasti, menandakan bahwa bank sentral membutuhkan konfirmasi tambahan dari data ekonomi.

 

Analis Marex, Edward Meir, menilai fokus utama pelaku pasar kini tertuju pada pertemuan The Fed bulan Desember.

“Data akan datang satu per satu, dan itu yang akan menjadi fokus,” ujarnya.

 

Alat pantau CME FedWatch menunjukkan bahwa pasar kini hanya memberikan peluang 30% terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember—lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.

 

Di sisi politik, Presiden AS Donald Trump kembali mengkritik Powell yang dianggap terlalu lambat memangkas suku bunga, menambah dinamika dalam ekspektasi pasar.

 

Emas sebagai aset tanpa imbal hasil biasanya memiliki kinerja lebih baik ketika suku bunga berada dalam tren rendah atau ketika ekonomi berada dalam fase ketidakpastian. Itulah sebabnya setiap sinyal dovish dari The Fed memberi dorongan tambahan untuk harga emas.

 

Pelaku pasar kini menunggu rilis laporan ketenagakerjaan September yang dijadwalkan pada Kamis (20/11/2025). Laporan tersebut sempat tertunda akibat government shutdown di AS.

 

Sementara itu, Bureau of Labor Statistics (BLS) mengonfirmasi bahwa data ketenagakerjaan untuk Oktober tidak akan dirilis karena penutupan pemerintahan telah menghambat proses pengumpulan survei rumah tangga.

 

Disclaimer:

Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan kondisi pasar dan kebijakan perusahaan.

 

 

KOMENTAR