Harga Emas Dunia Kembali Terkoreksi: Selasa (18/11/2025)
Jakarta, Inakoran
Harga emas global kembali bergerak melemah pada awal perdagangan Selasa (18/11/2025). Pada pukul 07.40 WIB, kontrak emas pengiriman Desember 2025 di Commodity Exchange tercatat berada di US$ 4.032,70 per ons troi, turun 1,03% dibandingkan posisi sehari sebelumnya di US$ 4.074,50 per ons troi.
Mengutip Bloomberg, pelemahan harga emas dipicu oleh meredupnya harapan investor terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada bulan depan. Sejumlah pejabat The Fed dalam beberapa hari terakhir memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan dilakukan secepat pasar mengantisipasi.
Dengan meredanya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, daya tarik emas—yang tidak menawarkan imbal hasil—ikut tergerus seiring potensi kenaikan imbal hasil aset lain seperti obligasi.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa (18/11/2025)
Harga Emas Antam Naik Rp3.000 Per Gram: Senin (17/11/2025)
PT Renewables Energy Tbk (BREN) Tetap Fokus Energi Baru dan Tenaga Angin
Fokus pelaku pasar kini tertuju pada rilis data ekonomi Amerika Serikat setelah berakhirnya penutupan pemerintahan (government shutdown). Salah satu data kunci adalah kondisi pasar tenaga kerja AS.
Pada Kamis (20/11/2025), Biro Statistik Tenaga Kerja AS dijadwalkan merilis laporan ketenagakerjaan untuk bulan September. Meski bersifat retrospektif karena tertunda, data tersebut tetap penting dalam memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah ekonomi dan kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
Kendati mengalami koreksi pada hari ini, harga emas secara keseluruhan masih mencatatkan reli kuat. Sepanjang tahun ini, emas sudah menguat 54%, menjadikannya berada di jalur untuk mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 1979. Lonjakan harga tersebut ditopang oleh meningkatnya ketidakpastian global, pelemahan dolar AS, serta lonjakan permintaan dari bank sentral.
Menurut analis Goldman Sachs Group, tren pembelian emas oleh bank sentral dunia diprediksi masih berlanjut pada November. Pada September, diperkirakan total pembelian mencapai 64 ton, dengan China menjadi salah satu kontributor terbesar dengan penambahan cadangan sekitar 15 ton.
“Kami melihat akumulasi emas oleh bank sentral sebagai tren jangka panjang. Banyak bank sentral terus mendiversifikasi cadangan mereka untuk melindungi risiko geopolitik dan keuangan,” tulis tim analis Goldman Sachs, termasuk Lina Thomas.
Disclaimer:
Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi.







KOMENTAR