AI Besutan Elon Musk Ramalkan Harga Bitcoin Terbang ke Level USD 25 Juta per Koin di 2046

Sifi Masdi

Tuesday, 29-07-2025 | 12:39 pm

MDN
Elon Musk dan Bitcoin [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Apakah Bitcoin bisa bernilai USD 25 juta per koin dalam dua dekade ke depan? Pertanyaan ini mungkin terdengar bombastis, namun justru menjadi bahan diskusi serius di platform X (sebelumnya Twitter) setelah dijawab oleh Grok, kecerdasan buatan (AI) buatan perusahaan Elon Musk.

 

Pertanyaan itu pertama kali diajukan oleh Chaitanya Jain, mantan analis Blackstone yang kini menjabat sebagai eksekutif strategi di perusahaan milik Michael Saylor—salah satu pendukung terkemuka Bitcoin. Dalam waktu singkat, Grok merespons dengan perhitungan mendalam dan proyeksi mengejutkan: Bitcoin bisa mencapai USD 25 juta per koin (sekitar Rp 408,66 miliar dengan kurs Rp 16.346/USD) pada tahun 2046.

 

Tiga Pilar Analisis Grok

Prediksi ini bukan sekadar spekulasi liar. Grok menyusun proyeksinya berdasarkan tiga pendekatan utama yang cukup rasional:

1. Pertumbuhan Historis Bitcoin

Grok mencatat bahwa sejak diluncurkan, Bitcoin memiliki rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sekitar 30%. Meski tren ini mulai melambat, konsistensi kenaikan historis tetap mengarah ke valuasi mendekati USD 13 juta dalam jangka panjang.

 

2. Model Stock-to-Flow (S2F)

Model S2F menghitung kelangkaan Bitcoin, yang meningkat setiap kali terjadi halving (pemotongan imbalan penambangan). Berdasarkan teori ini, harga Bitcoin bisa melesat ke atas USD 50 juta karena pasokan terbatas namun permintaan terus bertumbuh.

 

3. Tingkat Adopsi dan Teori Michael Saylor

Michael Saylor memandang Bitcoin sebagai aset cadangan global. Grok menghitung bahwa jika Bitcoin terus tumbuh dengan kecepatan 29% per tahun, harga akan menuju USD 21 juta per koin pada 2046.

 


BACA JUGA:

Saham Milik Konglomerat Dorong Kenaikan IHSG  ke Level 7.600

Harga Emas Antam Anjlok Rp 8.000: Selasa (29/7/2025)

Harga Minyak Global  Naik: Dampak Kesepakatan Dagang AS-Uni Eropa


 

Dengan menggabungkan ketiga pendekatan tersebut, Grok menyimpulkan bahwa USD 25 juta adalah proyeksi realistis. Bukan euforia, melainkan analisis kuantitatif yang mendalam. Tak heran jika komunitas kripto menyambut prediksi ini dengan antusias.

 

Yang menarik, Grok berhasil menyederhanakan teori ekonomi dan keuangan kompleks menjadi angka tunggal yang memancing diskusi luas — mulai dari investor ritel hingga lembaga keuangan besar.

 

“Ini bukan lagi mimpi kosong, tetapi bagian dari diskursus serius soal masa depan Bitcoin,” tulis U.Today, Selasa (29/7/2025).

 

Sementara itu, proyeksi jangka pendek juga menunjukkan sinyal positif. Citigroup, salah satu bank investasi terbesar dunia, dalam laporan terbarunya menyatakan bahwa harga Bitcoin bisa mencapai USD 135.000 pada akhir 2025, bahkan berpotensi naik hingga USD 199.000 jika: pertama, arus dana ke ETF kripto meningkat; kedua, regulasi tetap bersahabat; adopsi institusional makin luas.

 

Namun, Citi juga menyusun skenario pesimistis: jika terjadi gangguan regulasi atau ketegangan ekonomi global, harga bisa terkoreksi ke level USD 64.000. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran USD 115.000–120.000, dan tetap stabil meski dibayangi volatilitas makroekonomi AS.

 

Citi menyoroti bahwa lebih dari 40% kenaikan harga Bitcoin saat ini berasal dari minat investor institusional, terutama melalui produk ETF kripto. Selain itu, permintaan dari sektor obligasi korporasi ikut memberikan tekanan beli yang signifikan.

 

Fenomena ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap Bitcoin kini bukan lagi eksklusif di kalangan ritel atau komunitas teknologi, tapi juga menyebar ke institusi keuangan besar.

 

Disclaimer:

Pasar kripto sangatlah volatil, dan banyak hal bisa berubah dalam beberapa waktu ke depan. Oleh karen itu, sebagai investor, penting untuk melakukan riset sendiri, memahami risiko yang terlibat, dan mempertimbangkan diversifikasi portofolio.

 


 

KOMENTAR