Usaha Ayam Petelur di NTT Sangat Menjanjikan

Inakoran

Tuesday, 29-05-2018 | 04:19 am

MDN
Ilustrasi usaha peternakan ayam petelur [ist]

Kupang, Inako –  



Usaha peternakan ayam petelur di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai sangat menjanjikan. Penilaian itu didasari oleh tingginya permintaan masyarakat setempat akan telur ayam di sejumlah pasar tradisonal yang ada di daerah itu.

Selama ini permintaan masyarakat tidak diimbangi oleh pasokan dari masyarakat setempat sehingga harus bergantung pada pasokan telur ayamdari luar NTT.

Karena itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengajak para investor untuk menanamkan modalnya di sektor usaha pengembangan ayam petelur untuk memenuhi kebutuhan pasar yang selama ini masih didatangkan dari luar NTT.

"Kami butuh lebih banyak lagi tambahan investasi di sektor peternakan ayam petelur, karena jujur NTT masih mendatangkan telur dari luar daerah," katanya usai melakukan pemantauan harga bahan pokok bersama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito di Pasar Kasih Naikoten dan Pasar Oeba Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan, pasokan telur untuk pasar-pasar di provinsi setempat masih mengandalkan dari luar daerah dan kerap berkurang sehingga menimbulkan kenaikan harga yang tak terkira.

Pantauan harga telur ayam seperti di Pasar Kasih Naikoten Kupang mencapai Rp54.000-Rp55.000 per papan (30 butir), atau mengalami kenaikan dari sebelumnya dengan kisaran Rp48.000-Rp50.000 per papan.

[caption id="attachment_30394" align="alignleft" width="500"] Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya memantau harga sembako di Pasar Kasih Naikoten 1, Kota Kupang [ist][/caption]Sejumlah pedagang setempat mengemukakan, telur ayam yang dijual tersebut umumnya didatangkan dari Surabaya, Jawa Timur dan akibat pasokannya berkurang belakangan ini maka harga jualnya pun meningkat menjadi Rp2.000 per butir.

Gubernur Lebu Raya mengemukakan, telah meminta kelompok tani dan peternak mandiri untuk meningkatkan produksi guna mengendalikan kekurangan pasokan saat ini.

"Memang masih mengandalkan dari luar, tapi dengan kerja keras, saya kira satu atau dua tahun ke depan hasilnya sudah semakin membaik," katanya.

Gubernur dua periode itu mengatakan, pemerintah terus mendorong dan siap mendukung kehadiran investor untuk beternak ayam petelur di Nusa Tenggara Timur.

 

KOMENTAR