Waduh,PSBB Kedua Diduga Gagal,Masyarakat Yang Tak Patuh Atau Pemkot Yang Tidak Tegas?

Sunday, 17-05-2020 | 03:55 am

MDN
Kondisi Pasar Modern yang ramai tanpa protokol Standar Physical Distancing
Pasar Modern Bintaro Sektor 9
[Foto:  Inakoran.com]

 

 

Tangsel, Inako

 

Situasi di Tangerang Selatan pada masa pandemi Covid-19 seperti tidak ada Physical Distancing di banyak tempat. Padahal sejak tanggal 4 Mei 2020 merupakan PSBB jilid kedua untuk 

pekerjaan Walikota Tangsel serta jajarannya dalam pelaksanaan Protokol Standar Social Distancing.

Inakoran sempat menyambangi Pasar Modern Bintaro Sektor 9 di tempat pasar daging dan bertemu dengan Ibu selaku pembeli daging disana.

"ya tempatnya ramai sekali (pasar modern tempat penjualan daging),saya rasa seperti tidak ada batas fisik karena tempatnya ramai dan ada beberapa yang tidak memakai masker,"keluh Asih pada saat membeli daging kepada Inakoran hari Sabtu pagi (16/05/2020). Inakoran mengecek ketersediaan hand sanitizer pun habis dan tempat cuci tangan tidak keluar airnya pada Pasar Modern Bintaro ini yang dikenal dengan kuliner malamnya.

Dalam dua minggu terakhir, pada saat memasuki bulan Ramadhan dijumpai jalanan yang ramai dan sempat macet di pertigaan Pondok Betung pada pagi hari dan sore hari. Perkembangan dari situasi jalanan yang ramai di beberapa tempat wilayah Tangsel, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) kedua ini, diduga diragukan pelaksanaannya dilapangan serta  tidak ada penerapan Social Distancing dibanyak tempat  terutama pasar bahan pangan.

Apalagi kepadatan penduduk Kota Tangsel berjumlah 1.747.904 jiwa berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 30 Desember 2019 tersebut. Potensi penduduk tertular semakin besar karena Tangsel sudah mulai padat pemukiman. Ditambah lansiran berita dari situs https://lawancovid19.tangerangselatankota.go.id/ yang mengumumkan informasi bertambahnya 163 kasus yang sudah positif Korona di Tangsel membuat ketar-ketir Walikota Tangsel beserta jajarannya dalam menjalankan tugas PSBB di Kota Tangsel yang terkenal dengan logo Cerdas ,Modern, Religius.

Wakil Walikota Benyamin Davnie pernah memberi pernyataan ((30/4/2020) kepada media Kompas,"Kemungkinan besar bakal diperpanjang jika melihat indikator yang ada, yang pertama Bapak Gubernur sudah bilang bahwa PSBB di Tangerang Raya diperpanjang.Selain itu, perpanjangan juga dilakukan karena masih banyak pelanggaran yang dilakukan masyarakat selama PSBB periode pertama. Banyak yang masih tidak menggunakan masker. Kemudian juga masih banyak berkerumun, masih keluar rumah walaupun tidak ada keperluan. Ini yang masih kita evaluasi sebagai bahasan perihal PSBB kedua nantinya."

Inakoran sempat menghubungi Anggota DPRD Fraksi PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Emmanuella Radiyanti dengan panggilan akrabnya Sis Rida mengenai Kinerja PSBB kedua ini pada Hari Sabtu pagi (16/05/2020).

Anggota DPRD Tangsel Fraksi PSI
Emmanuella Radiyanti
Anggota DPRD Fraksi PSI (Partai Solidaritas Indonesia)

 

“Ya betul, jika dilihat kondisi di lapangan sejak diberlakukannya PSBB Kota Tangerang Selatan pada tanggal 18 April hingga saat ini, masih kurangnya kesadaran dari Masyarakat Kota Tangsel untuk menjaga jarak dan diam dirumah,"ucap RIda yang bekerja di Komisi III DPRD Tangsel.

"Hal ini terjadi, menurut hemat saya,hal ini terjadi karena adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki Pemkot Tangsel sendiri, dari pengalaman Pemkot Tangsel sendiri belum pernah menghadapi bencana seperti Bencana Pandemi Covid-19, dikatakan wajar apabila banyak kekurangan dalam mengatasinya, khususnya untuk mewujudkan penerapan PSBB yang baik. Walaupun Pemkot sendiri bersama Tim Gugus Tugas sudah berupaya mendirikan Posko Pusat Tim Gugus Tugas ditambah Posko Check-Point Tim Gugus Tugas di beberapa titik di Kota Tangsel, tetapi hemat saya, hal ini masih belum efektif ,dimana Posko-Posko tersebut hanyalah sebagai tempat pemantauan untuk daerah di sekitar posko saja,"imbuh Rida yang meraih suara di Dapil Kecamatan Pondok Aren ini.

Rida pun mengungkapkan "Padahal pelanggaran-pelanggaran yang terjadi ada di tengah-tengah masyarakat, di jalan-jalan dan di daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh posko-posko PSBB."

"Oleh Karena itu, diperlukan tindakan jemput-bola dan monitoring keliling seluruh Stakeholders (baik Pengusaha,Masyarakat,elemen RT,RW, Kelurahan serta Kecamatan) Tangsel dalam upaya percepatan penanganan Covid-19 ini, agar wilayah-wilayah dan warga-warga di Kota Tangsel secara bersama-sama konsisten menerapkan rambu-rambu PSBB di Kota Tangsel. 

Lagi pula diadakan penambahan relawan maupun Personil Tim Gugus Tugas dari dinas-dinas terkait, untuk bisa melakukan controling dan monitoring Pelaksanaan PSBB di Tangsel sehingga terjalin kolaborasi yang harmonis antara Tim Gugus Tugas bersama RT, RW, Kelurahan, Kecamatan se-Kota Tangsel dalam mensukseskan pemberlakuan PSBB tersebut untuk memutuskan mata rantai dengan segera."pungkas Rida dengan nada halus sebagai ciri khasnya.

Semoga Program PSBB di Tangsel dapat berhasil dengan kesadaran masyarakat dan ketegasan Walikota beserta jajarannya dan kita dapat melewati badai Pandemi Korona ini.

KOMENTAR