Warga Blokir Jalan Penghubung Kedua Kampus STAIN di Meulaboh

Binsar

Wednesday, 28-08-2019 | 10:36 am

MDN
Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat [ist]

Meulaboh, Inako

Sekelompok warga yang mengaku sebagai pemilik lahan yang berada di antara dua Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, memblokir jalan penghubung kedua kampus itu sehingga para mahasiswa tidak bisa lagi melintasi jalan itu.

Simak Video InaTV jangan lupa "klik Subscribe and Like" merubah mimpi jadi kenyataan.

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Dr Inayatillah, mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu upaya yang dilakukan oleh unsur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) Meureubo yang terdiri dari camat, kepolisian dan koramil, untuk melakukan mediasi dengan masyarakat yang mengaku sebagai pemilik tanah, agar pemblokiran badan jalan dapat segera dibuka.

"Keputusan (status) tanah ini kita serahkan kepada pengadilan, kita minta akses aktivitas ke kampus baru agar tidak terganggu," kata Inayatillah, di Meulaboh, Selasa.

Ia menjelaskan, jalan yang diblokir adalah akses menuju kompleks kampus baru berlokasi di Desa Ujong Tanoh Darat, Kecamatan Meureubo.

Ia mengakui keberadaan gedung baru di lokasi kampus baru tersebut memang sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa, karena para anak didik sangat membutuhkan ruang perkuliahan.

"Kita berharap persoalan (pemblokiran jalan) cepat selesai, dan ada solusinya," kata Inyatillah menambahkan.

Inayatillah mengakui, sebetulnya perguruan tinggi agama tersebut selama ini memiliki dua kampus terdiri dari kampus A dan Kampus B yang merupakan kampus yang bangunannya berstatus sewa.

Namun karena sudah memiliki gedung sendiri di kawasan Desa Ujong Tanoh Darat, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, pihaknya tidak lagi mengajukan biaya sewa pada tahun 2019 ini kepada Kementerian Agama Republik Indonesia di Jakarta, kaarena lembaga pendidikan tinggi tersebut sudah memiliki gedung sendiri.

"Bagaimana kita mengajukan sewa, gedung yang ada saja belum dimanfaatkan," jelasnya.

Untuk menyelesaikan persoalan ini, pihak perguruan tinggi berharap dapat menyelesaikan masalah pemblokiran badan jalan tersebut dengan cara berdialog dengan masyarakat dari hati ke hati, sehingga diharapkan dapat menemukan jalan keluar terbaik dalam persoalan ini, pungkasnya.

KOMENTAR