WHO Klaim Miliaran Orang Alami Depresi Karena Pandemi Covid-19

Binsar

Monday, 20-06-2022 | 11:40 am

MDN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), belum lama ini memberi laporan yang mengejukan. Menurut lembaga itu, pandemik Covid-19 membuat banyak orang mengalami penderitaan baik secara fisik maupun psikis, berupa depresi. [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), belum lama ini memberi laporan yang mengejukan. Menurut lembaga itu, pandemik Covid-19 membuat banyak orang mengalami penderitaan baik secara fisik maupun psikis, berupa depresi.

Diakui, pandemi mengakibatkan banyak orang mengalami kecemasan akan masa depan. Kegagalan dalam mengatasi kecemasan pada gilirannya membawa orang pada kondisi depresi yang jika tidak bisa diatasi dengan baik akan berujung pada upaya bunuh diri.

Menurut WHO, di awal pandemi, kasus kecemasan di dunia mengalami kenaikan 25 persen. Lembaga itu mengatakan bahwa kasus kecemasan tahun 2019 mencapai satu miliar orang.

 

 

Seorang yang sedang mengalami masalah bipolar disorder Esenam Abra Drah mengaku, dirinya juga takut bepergian ke mana-mana selama pandemi. Ketakutan itu membuat dirinya selalu cemas akan terpapar virus corona.

Menurut WHO kecemasan akibat virus corona melanda semua lapisan. Para pelajar dan mahasiswa takut dan cemas karena tidak adanya kepastian akibat penutupan sekolah yang berkepanjangan.

Sejalan dengan klaim WHO, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan angka kasus gangguan jiwa dan depresi di Indonesia, mengalami peningkatan hingga 6,5 persen. Penyebab masalah kesehatan mental terjadi karena orang terlalu lama diam di rumah, dan juga kehilangan pekerjaan.

 

 

Hasil survei yang dilakukan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) tahun 2020, menyebutkan, sebanyak 63 persen responden mengalami cemas dan 66 persen responden mengalami depresi akibat pandemi Covid-19. Sedangkan, sebanyak 80 persen responden memiliki gejala stres pascatrauma psikologis karena mengalami atau menyaksikan peristiwa tidak menyenangkan terkait Covid-19.

Hasil survei itu juga menjelaskan, 46 persen responden mengalami gejala stres berat pascatrauma psikologis, stress sedang 33 persen responden, dan gejala stres ringan pascatrauma psikologis 2 persen responden, sementara 19 persen tidak ada gejala.

 

 

TAG#who, #pandemi, #depresi, #kecemasan

161739774

KOMENTAR