WHO: Tetap Patuhi Protokol Kesehatan, Jalan Menuju Situasi Bebas COVID-19 Masih Panjang

Binsar

Tuesday, 04-08-2020 | 07:04 am

MDN
Tedros Adhanom Ghebreyesus [ist]

Genewa, Inako

Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Senin memperingatkan masyarakat dunia bahwa jalan menuju keadaan normal amsih panjang. Lembaga itu mengaku ada harapan kuat untuk menemukan vaksin coronavirus, akan tetapi ia menegaskan bahwa mungkin tidak akan pernah ada "peluru perak" untuk COVID-19, dan jalan menuju normalitas masih lama.

Hingga saat ini, lebih dari 18,14 juta orang di seluruh dunia dilaporkan telah terinfeksi penyakit ini dan 688.080 telah meninggal.

 

Karena itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan ketua kedaruratan WHO kepala Mike Ryan mendesak semua negara untuk secara ketat menegakkan langkah-langkah kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak sosial, mencuci tangan dan melakukan pengujian atau tes swab.

"Pesan kepada orang-orang dan pemerintah jelas: 'Lakukan semuanya'," kata Tedros saat pengarahan berita virtual dari kantor pusat WHO di Jenewa. Ia mengatakan masker wajah harus menjadi simbol solidaritas keliling dunia.

 

“Sejumlah vaksin sekarang dalam uji klinis fase tiga dan kami semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi. Namun, tidak ada peluru perak saat ini - dan mungkin tidak akan pernah ada."

 

Ryan mengatakan negara-negara dengan tingkat penularan tinggi, termasuk Brasil dan India, perlu bersiap untuk pertempuran besar: "Jalan keluarnya panjang dan membutuhkan komitmen yang berkelanjutan."

Para pejabat WHO mengatakan tim investigasi tingkat lanjut belum kembali dari China, tempat virus itu berasal.

 

Tim ahli Cina dan internasional yang dipimpin oleh WHO yang lebih besar direncanakan berikutnya, untuk mempelajari asal-usul virus di kota Wuhan, walaupun waktu dan komposisinya belum jelas.

Tedros mendesak para ibu untuk terus menyusui bahkan jika mereka memiliki COVID-19, karena manfaatnya "secara substansial" melebihi risiko infeksi.

Kepala WHO mengatakan bahwa, sementara coronavirus adalah darurat kesehatan global terbesar sejak awal abad ke-20, perburuan internasional untuk vaksin juga bersejarah.

 

“Ada banyak vaksin dalam uji coba, pasangan dalam tahap akhir uji klinis - dan ada harapan. Itu tidak berarti bahwa kita akan memiliki vaksin, tetapi setidaknya kecepatan kita mencapai tingkat yang kita capai sekarang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

“Ada kekhawatiran bahwa kita mungkin tidak memiliki vaksin yang dapat berfungsi, atau perlindungannya hanya untuk beberapa bulan, tidak lebih. Tetapi sampai kita menyelesaikan uji klinis, kita tidak akan tahu," sambungnya.

KOMENTAR