Zaman Makin Maju, Fatar Yani Tekankan Perusahaan Migas Upgrade Teknologi

Rizkia

Tuesday, 26-10-2021 | 09:51 am

MDN

Balikpapan,Inako

 

 

Menjadi yang nomor 3 di Indonesia, Kalimantan tak sepatutnya berbangga diri karena sumur-sumur minyak yang tersebar di Kalimantan Timur dan Utara khususnya telah memasuki masa tua setelah berpuluh-puluh tahun dikuras hingga hari ini. Hal ini membuat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong setiap perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun investor luar untuk selalu memperbarui teknologinya. Sehingga mendapatkan hasil lebih maksimal dalam menggarap sumur-sumur tua.

“Seperti di PHM (Pertamina Hulu Migas,Red) itu ada namanya Concubine Gas Lift sumurnya kecil dan isinya juga kecil bagaimana mau ngangkatnya?, ada juga yang Low Preasure System tekanan direndahkan hingga gas bisa mengalir dan yang paling parah ya pakai vakum cleaner disedot, kita bicara lapangan ini ya nyatanya seperti itu,” terang wakil kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman dalam kunjungannya kekawasan migas Kalimantan Timur.

Ia menerangkan dari SKK Migas sendiri selalu mendorong setiap perusahaan migas yang ada di Indonesia selalu kembangkan teknologi baru. “Kami sangat terbuka namun lagi-lagi birokrasi ditempat mereka ini cukup panjang dan tak berujung sudah seperti lagu kesedihan tak berujung jadi tidak selesai-selesai tapi beberapa teman-teman disini sudah mulai berinovasi dan Kalimantan ini memang cukup menantang ya,” kelakar pria berkacamata ini kepada awak media.

Menurutnya cadangan fosil di Kalimantan pasti akan habis  pada saatnya nanti. “Kenapa dia nomor tiga ya karna kita sudah menemukan tempat-tempat lain yang cadangannya lebih gede, seperti cepu siapa kira dia menyimpan cadangan begitu besar? Tapi itu tidak menutup kemungkinan kalau IDD selesai bisa saja Kalimantan menjadi nomor 1 lagi, kejar-kejaran saja itu,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan untuk pasokan minyak sendiri di Kalimantan belum cukup besar namun pasokan gasnya yang merupakan bahan utama untuk Bahan Bakar Gas (BBG) yang diekspor ke Korea dan Jepang cukup besar dan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

 

KOMENTAR